Setelah pemerintahan Rezim Zionis Israel, terbentuk pada 1948, Menachem Begin, mendirikan partai Zionis fasis, Herut, yang berarti kebebasan.
Saat memimpin Partai Herut, Begin, melakukan kunjungan ke Amerika Serikat, untuk mendapat bantuan dana. Selama kunjungan itu Hannah Arendt, dan beberapa pemikir Yahudi lain dalam surat terbuka untuk surat kabar Times, menyebut Begin sebagai Ketua Partai yang dalam pengorganisasian, metode, filsafat politik, dan tuntutan-tuntutan sosialnya, sangat mirip dengan partai-partai Nazi dan fasis.
Dalam surat tersebut juga disinggung tentang Pembantaian Deir Yassin, yang menewaskan 270 warga desa Palestina. Untuk diketahui, surat itu ditandatangani sejumlah tokoh di antaranya Albert Einstein, peraih Nobel fisika.
Pada September 1973, Menachem Begin, mendirikan Partai Likud, yang merupakan koalisi dari seluruh partai sayap kanan Zionis, dan menang secara tak terduga pada pemilu tahun 1977.
Setelah kemenangan Begin, dalam pemilu, Zionisme global berusaha membersihkan citra Menachem Begin, sebelumya, dengan melakukan propaganda luas, dan menyebutnya sebagai seorang politisi berprinsip, tegas dan jujur.
Mungkin bisa dikatakan bahwa hadiah Nobel, lebih merupakan simbol pembersihan citra para tokoh pembunuh daripada simbol perdamaian.
Orang-orang semacam Mahatma Gandhi, tidak pernah mendapatkan hadiah Nobel, dan hal ini bukti bahwa hadiah Nobel, diberikan kepada orang-orang yang tangannya berlumuran darah rakyat dunia pada momen-momen sejarah yang sensitif, mulai dari Henry Kissinger, hingga Menachem Begin.
Pada tahun 1978, dikarenakan perundingan dengan Mesir, dan penandatanganan traktat “perdamaian” dengan Anwar Sadat, Begin, saat itu, mendapat hadiah Nobel, bersama Presiden Mesir, dan ini diprotes keras oleh masyarakat dunia.
Menachem Begin, untuk kedua kalinya terpilih menjadi Perdana Menteri Israel, pada tahun 1981, tapi pada tahun 1983 dikarenakan sakit, ia menyingkir dari arena politik, dan meninggal pada 9 Maret 1992.