John Kerry, diplomat senior dan perwakilan khusus Amerika Serikat (AS) di bidang iklim, mengunjungi Cina pada hari Minggu (16/7/2023).
Ini adalah lawatan ketiga pejabat resmi AS ke Cina dalam sebulan terakhir, yang dilakukan dalam upaya mengurangi kebuntuan dan membuka kembali saluran komunikasi dan hubungan kedua negara.
Hubungan antara AS dan Cina mengalami tren penurunan setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan tahun lalu dan tindakan pemerintahan Presiden Joe Biden di bidang penjualan senjata skala besar dan dukungan militer untuk Taiwan.
Penurunan hubungan tersebut juga disebabkn tindakan Washington di bidang penerapan pembatasan dan sanksi yang semakin banyak terhadap perusahaan-perusahan dan institusi Cina.
Ketegangan yang belum pernah terjadi sebelumnya telah terjadi antara AS dan Cina. Meskipun misi utama John Kerry dalam kunjungannya ke Cina adalah menangani masalah iklim, namun dia memiliki misi penting lainnya sebagai mantan Menteri Luar Negeri dan diplomat berpengalaman, untuk membantu mengurangi perselisihan dalam hubungan Washington dan Beijing.
Selain itu, selama kunjungan pejabat AS ke Beijing baru-baru ini, Washington telah memberikan peringatan serius dan upaya untuk mencegah hubungan yang lebih dekat antara Cina dan Rusia.
Amerika sangat khawatir dengan perkembangan hubungan Cina dengan Rusia, yang kian hari semakin mesra.
Cina adalah salah satu sekutu dekat Rusia. Beijing tidak mengutuk agresi militer Rusia ke Ukraina, dan mengambil posisi sebagai penengah.
Amerika mengaku prihatin dengan kemungkinan pengiriman senjata Cina ke Rusia. Saat ini, perang di Ukraina telah mencapai tahap kritis dan segala kemungkinan tindakan Cina di bidang bantuan militer ke Rusia dapat mengubah keseimbangan perang yang menguntungkan Moskow.
Washington semakin khawatir hubungan dekat Rusia dengan Cina sebagai dua kekuatan Eurasia dan Asia di satu sisi, dan efek negatifnya terhadap kekuatan dan pengaruh internasional AS di sisi lain.