Menteri Hak Asasi Manusia Yaman mengatakan bahwa perang agresi yang dipimpin Saudi di negara miskin itu telah menewaskan sedikitnya 8.000 anak sejak 2015.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, Ali al-Dailami mengatakan bahwa anak-anak Yaman menjadi korban baik secara langsung atau tidak langsung dari agresi yang dipimpin Saudi, baik akibat ranjau, bom cluster, sisa-sisa bahan peledak perang atau blokade ketat.
Dia sekali lagi mengecam serangan udara koalisi pimpinan Saudi tahun 2018 di provinsi Sa’ada barat laut Yaman yang menewaskan sedikitnya 51 anak dan melukai sedikitnya 76 lainnya di dekat bus sekolah di pasar Dhahyan yang sibuk.
Dailami menyatakan penyesalan mendalam atas merosotnya nilai-nilai kemanusiaan dan tidak adanya keadilan di lembaga-lembaga kemanusiaan internasional.
Dia mengutuk upaya menutupi kejahatan yang dilakukan terhadap anak-anak Yaman, dengan mengatakan kenyataan ini terjadi bersamaan dengan klaim kosong tentang langkah-langkah untuk melindungi kehidupan dan hak anak-anak.
“Perilaku seperti itu merupakan skandal besar bagi komunitas internasional, karena ini menunjukkan bahwa kesepakatan telah dibuat dengan mengorbankan darah anak-anak Yaman,” katanya.
Arab Saudi memulai perang agresi brutal melawan Yaman pada Maret 2015, meminta bantuan dari beberapa sekutu regionalnya, termasuk Uni Emirat Arab, serta pengiriman besar-besaran persenjataan canggih dari AS dan Eropa Barat.
Pemerintah Barat selanjutnya memperluas dukungan politik dan logistik mereka ke Riyadh dalam upaya gagal mereka untuk memulihkan kekuasaan di Yaman ke bekas pemerintah yang merupakan boneka Saudi.