Jaringan Sahab melaporkan, Khalil al-Hayya, anggota senior Hamas dan kepala tim negosiasi gerakan perlawanan Palestina tersebut hari Rabu (15/1/2025) menyinggung perjanjian gencatan senjata, dengan mengatakan, “Badai Al-Aqsa menciptakan titik balik yang sangat penting dalam sejarah perjuangan kita.”
Baca juga: [KARIKATUR] – Kehebatan Yaman Menyapu Emperium Barat dan Antek Zionist
Al-Hayya menyatakan bahwa dampak dari Pertempuran Badai Al-Aqsa tidak akan berhenti dengan berakhirnya pertempuran ini, dengan mengungkapkan, “Apa yang dilakukan Brigade Qassam pada 7 Oktober 2023 merupakan pukulan fatal terhadap rezim Israel dan akan tercatat dalam sejarah”.
Pemimpin Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) menekankan bahwa bangsa Palestina akan sangat mengingat dan tidak akan memaafkan semua orang yang berpartisipasi dalam perang genosida, dengan mengumumkan,”Pasukan kami bertempur dengan kemauan dan kekuatan yang tidak pernah terlihat di dunia dalam menghadapi musuh”.
Al-Hayya juga mengucapkan terima kasih kepada Hizbullah Lebanon, perlawanan Irak, dan Ansarullah Yaman atas dukungan mereka terhadap perjuangan rakyat Gaza, dan mengucapkan terima kasih kepada Republik Islam Iran atas dukungan mereka terhadap perlawanan dan rakyat Palestina, serta atas partisipasi mereka dalam pertempuran dan menghancurkan jantung rezim dalam dua operasi “Janji Sejati.”
Pimpinan Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) menyatakan bahwa pasukan Mujahidin di kamp Jenin, Quds, dan di dalam wilayah pendudukan memainkan peran besar dalam mendukung perlawanan, dengan mengungkapkan “Berkat bantuan saudara-saudara kita, kita telah kemampuan untuk membangun kembali Gaza sekali lagi”.
Al-Hayya menekankan, “Quds dan Al-Aqsa akan tetap menjadi kompas kami dan motto perlawanan kami hingga pembebasan tanah-tanah yang diduduki Zionis.”