Benua Afrika menjadi salah satu pilar dunia multipolar baru, dan Rusia akan melakukan segala daya untuk membantunya menjadi Makmur. Presiden Vladimir Putin menjhal ini pada hari Rabu (26/07).
Dalam pidato sambutan kepada para peserta Forum Ekonomi dan Kemanusiaan Rusia-Afrika di St. Petersburg, yang dijadwalkan pada 27 dan 28 Juli, Putin mengisyaratkan bahwa Moskow melihat nilai yang besar dalam kerja sama negara-negara Afrika.
“Rusia mendukung aspirasi negara-negara Afrika untuk mencapai stabilitas dan kemajuan sosial dan ekonomi. Penting bahwa kerja sama kami dengan Afrika telah mencapai tingkat baru dalam beberapa tahun terakhir,” katanya, menambahkan bahwa Moskow bermaksud untuk lebih mengembangkan perdagangan dan investasi serta membantu memerangi kemiskinan, melatih personel, dan memastikan ketahanan pangan.
Dan, tentu saja, kami akan terus membantu mitra Afrika kami dengan segala cara yang memungkinkan untuk memperkuat kedaulatan nasional dan budaya [dan] untuk berpartisipasi lebih aktif dalam menyelesaikan masalah regional dan global.
Presiden Rusia itu menambahkan bahwa Afrika sekarang “semakin percaya diri menyatakan dirinya sebagai salah satu kutub dari dunia multipolar yang baru muncul,” mencatat bahwa ia yakin forum tersebut “akan memberikan dorongan tambahan” untuk kerja sama jangka panjang antara benua itu dan Moskow.
Menurut juru bicara Kremlin, meskipun mendapat tekanan luar biasa dari Barat, khususnya AS dan Prancis, KTT Rusia-Afrika akan dihadiri oleh 49 delegasi Afrika, dengan 17 pemerintah diwakili oleh kepala negara.
Sementara itu, pada hari Selasa, Oleg Ozerov, ketua Sekretariat Forum Kemitraan Rusia-Afrika, mengatakan bahwa pertemuan tersebut akan menghasilkan penandatanganan “paket perjanjian yang sangat solid,” termasuk tentang kontra-terorisme, non-penyebaran senjata di luar angkasa, dan keamanan internasional serta deklarasi politik umum, dan Rencana Aksi Bersama untuk 2023-2026.
KTT tersebut juga akan membahas penetapan rute pengiriman biji-bijian dan pupuk Rusia ke Afrika, dengan diskusi yang relevan akan dilakukan setelah Moskow menarik diri dari kesepakatan biji-bijian yang dimediasi oleh PBB dan Türki, mengutip kegagalan Barat untuk mencabut sanksi yang menghambat ekspor pertanian Rusia.