Isaac Herzog, Presiden Rezim Zionis dalam pertemuan dengan sejumlah Zionis yang tinggal di permukiman sekitar Jalur Gaza yang terpaksa mengungsi pada Rabu (1/1/2025) malam meminta maaf kepada para pemukim Zionis, dan menekankan pembentukkan komisi investigasi resmi mengenai insiden 7 Oktober dan menuntut pembebasan segera para tahanan Israel.
Sementara itu, Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Rezim Zionis menentang pembentukan komite investigasi resmi mengenai insiden 7 Oktober.
Saluran 12 Israel TV juga mengumumkan bahwa sejumlah keluarga tahanan Israel melakukan protes di dekat kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Quds yang diduduki Zionis.
Para pengunjuk rasa Zionis menuntut perjanjian gencatan senjata segera dengan gerakan Hamas dan pertukaran tahanan.
Menurut Asosiasi Keluarga Tahanan Zionis, 100 tahanan yang tersisa tidak mempunyai kesempatan untuk menunggu operasi tentara Israel. Sebuah operasi yang mungkin membahayakan nyawa mereka.
Ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersikeras untuk melanjutkan perang di Jalur Gaza, keluarga para tahanan Zionis telah meminta kabinet Israel untuk menahan diri dari komentar apa pun yang akan merusak peluang mencapai kesepakatan mengenai pertukaran tahanan.
Sejak 7 Oktober 2023, rezim Zionis telah memulai perang besar-besaran di Jalur Gaza.
Selama periode ini, 70% rumah dan infrastruktur di Jalur Gaza telah rusak parah, dan pengepungan yang menyedihkan serta krisis kemanusiaan yang parah, serta kelaparan yang belum pernah terjadi sebelumnya mengancam kehidupan penduduk di wilayah ini.
Terlepas dari semua kejahatan tersebut, rezim Zionis berulang kali mengakui bahwa mereka belum mampu mencapai tujuannya dari perang ini, yaitu menghancurkan gerakan Hamas dan memulangkan para tahanan Zionis dari Jalur Gaza.