Surat kabar Amerika “Politico” mengindikasikan bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron harus membayar mahal atas dorongannya untuk mereformasi sistem pensiun.
Jajak pendapat menunjukkan bahwa Macron menghadapi penurunan popularitas baru, seperti yang terjadi selama protes yang disebut rompi kuning.
Sebuah laporan yang diterbitkan oleh surat kabar Le Journal du Dimanche menunjukkan bahwa “peringkat popularitas Macron turun 4 poin dalam satu bulan.”
Baru-baru ini bentrokan terjadi antara polisi anti huru hara dan pengunjuk rasa yang marah atas penggunaan pasal dalam konstitusi oleh pemerintah Prancis, untuk memberlakukan amandemen terkait dengan peningkatan usia pensiun dari 62 menjadi 64 tanpa pemungutan suara parlemen.
Beberapa hari lalu, Presiden Prancis Emmanuel Macron memilih untuk mengesahkan RUU sistem pensiun yang kontroversial tanpa pemungutan suara di Majelis Nasional ini.
Amandemen usia pensiun di Prancis memicu demonstrasi dan pemogokan selama berminggu-minggu di seluruh negeri.
Para penentang amandemen menganggap UU tersebut “tidak adil”, terutama yang berkaitan dengan perempuan dan pekerja dalam pekerjaan yang sulit. Berbagai jajak pendapat menunjukkan bahwa mayoritas rakyat Prancis menolaknya.