Mengomentari penodaan salinan Al-Qur’an baru-baru ini di Swedia, Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayed Hassan Nasrallah, mengatakan bahwa tindakan penistaan dilakukan dengan tujuan “menabur perpecahan antara Muslim dan Kristen.”
“Pelaku tindakan senonoh keji ini “berhubungan dengan [agen mata-mata Israel] Mossad dan berusaha untuk menciptakan perpecahan antara” orang-orang dari dua agama ini,” kata Nasrallah.
Pendeta Kristen, bagaimanapun, turun tangan dan mengutuk penistaan ini, sehingga berkontribusi banyak terhadap pencegahan hasutan, katanya.
Pemimpin Hizbullah, sementara itu, meminta masyarakat di kawasan untuk menuntut pemerintah masing-masing mengambil sikap yang lebih tegas terkait isu penodaan kitab suci umat Islam.
Dia juga memuji sikap Rusia terkait pembakaran Alquran yang mempermalukan Barat.
Presiden Vladimir Putin pasca peristiwa itu mengunjungi masjid di Derbent, masjid tertua di Rusia, dimana ia mengecam penodaan terhadap kita Suciu mat Islam ini dan menegaskan bahwa di negaranya pelaku semacam itu akan dihukum atas tindak kriminalitas.