Jika Ukraina menggunakan munisi tandan yang dipasok AS di medan perang, Moskow berhak untuk membalas dengan cara yang sama. Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan hal ini dalam wawancaranya.
Berbicara kepada jurnalis Pavel Zarubin, Putin menawarkan pendapatnya tentang keputusan pemerintahan Presiden AS Joe Biden untuk memberi Ukraina munisi tandan, yang dilarang di lebih dari 100 negara karena risiko yang ditimbulkannya terhadap warga sipil.
“Pemerintah AS sendiri memberikan penilaian terhadap amunisi ini melalui mulut pegawainya beberapa waktu lalu… menyebut penggunaan [munisi ini] sebagai kejahatan. Inilah yang menurut saya harus dijadikan rujukan,” katanya, dalam kutipan wawancara yang dirilis pada hari Minggu (16/07).
Presiden Rusia itu rupanya merujuk pada pernyataan mantan Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki pada akhir Februari 2022, beberapa hari setelah dimulainya konflik Ukraina, di mana dia mengatakan bahwa penggunaan amunisi kontroversial itu dapat dianggap sebagai kejahatan perang.
Pemimpin Rusia itu mengindikasikan bahwa AS menyetujui langkah tersebut karena kekurangan amunisi, mencatat bahwa konsumsi peluru oleh Ukraina jauh melebihi stok Barat saat ini.
Rusia memiliki stok yang cukup untuk berbagai jenis munisi tandan… Sejauh ini, kami belum menggunakannya. Kami tidak perlu melakukannya, terlepas dari kekurangan [munisi] sebagaimana diketahui, untuk jangka waktu tertentu,” kata Putin menyindir.
Tapi tentu saja, jika [Ukraina] menggunakannya [munisi tandan] untuk melawan kami, kami berhak atas tindakan balasan.
Washington mengumumkan keputusan untuk mengirim munisi tandan atau bom cluster ke Kiev awal bulan ini. Pejabat Amerika baru-baru ini mengkonfirmasi bahwa amunisi kontroversial tersebut telah tiba di Ukraina.
Munisi tandan terkenal karena melepaskan sejumlah besar bom di area yang luas saat meledak.
Submunisi sering gagal meledak, menimbulkan ancaman serius bagi warga sipil selama bertahun-tahun setelah pertempuran berakhir.