Ketua Hamas Ismail Haniyeh mengecam upaya AS untuk membentuk “NATO” Timur Tengah dan menyerukan dimulainya dialog strategis untuk membentuk koalisi tandingan melawan rencana AS tersebut.
Kepala Biro Politik Hamas itu pada hari Kamis menyatakan bahwa upaya pemerintah AS untuk mendesain ulang peta kawasan berdasarkan integrasi rezim Zionis pendudukan di dalamnya, dan untuk memastikan keamanan rezim ini melalui aliansi dengan beberapa pemerintah Arab, akan gagal karena langkah tersebut bertentangan dengan keinginan umat dan bertentangan dengan warisan budaya dan intelektual kawasan tersebut.
Kami ingin memulai dialog strategis antara lapisan umat Islam yang berbeda dan negara-negaranya dengan tujuan membentuk koalisi politik dan melindungi kawasan dari hegemoni, normalisasi hubungan, dan penjajahan sumber daya,” tambah Haniyeh sebagaimana dikutip MNA.
Haniyeh melanjutkan dengan mengatakan bahwa Palestina tidak akan lagi jatuh ke dalam perangkap ilusi dan fatamorgana negosiasi, menambahkan bahwa mereka akan melanjutkan perlawanan habis-habisan sampai penjajah diusir dan orang-orang kembali ke tanah air mereka dan kota suci al-Quds..
Pernyataan Haniyeh disampaikan setelah menteri perang rezim Zionis, Benny Gantz, mengumumkan bahwa rezim tersebut menciptakan koalisi regional yang didukung AS untuk melawan drone dan rudal Iran.