Purna Warta – Malaysia stop pemberian subsidi dan pengendalian harga ayam mulai 1 November. Keputusan tersebut diambil karena mempertimbangkan tren pasokan saat ini dan harga harga ayam yang mulai stabil.
“Pemerintah telah sepakat bahwa subsidi dan pengendalian harga hanya untuk ayam akan dihentikan sepenuhnya mulai 1 November,” kata Menteri Pertanian dan Ketahanan Pangan Malaysia Datuk Seri Mohamad dikutip dari Straits Times, Selasa (31/10/2023)-
“Alasan penghentian subsidi ayam dalam jumlah besar adalah untuk mengurangi kebocoran subsidi yang saat ini juga dinikmati oleh asing dan kelompok berpenghasilan tinggi,” sambungnya.
Harga tertinggi saat ini untuk ayam olahan standar adalah RM 9,40 (S$ 2,70) per kg. Dia mengatakan, pihaknya akan memantau harga untuk memastikan ayam dijual dengan harga yang wajar dan bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Biaya Hidup.
Dia mengatakan langkah-langkah intervensi dilakukan jika terjadi lonjakan harga ayam setelah batas atas harga dicabut. “Oleh karena itu, kementerian memperluas Jualan Rahmah dan Madani Agro Sales di seluruh negeri untuk memasok ayam dengan harga terjangkau,” katanya.
Ia merujuk pada dua program pemerintah yang dicanangkan untuk meringankan dampak tingginya biaya hidup masyarakat. Jualan Rahmah menawarkan lusinan bahan makanan, seperti telur dan minyak goreng, dengan harga lebih rendah dari harga pasar.
Sedangkan Madani Agro Sales memungkinkan petani dan nelayan untuk menjual produk mereka langsung ke konsumen untuk membantu mengatur harga sekaligus menambah pendapatan produsen.
“Kami telah bertemu dengan para pelaku industri melalui sesi pertemuan pada tanggal 22 Oktober, dan mereka memberikan komitmen bahwa harga ayam tidak akan naik secara signifikan,” katanya.
Ia juga berpesan kepada masyarakat untuk tidak panik karena peningkatan permintaan dapat berdampak pada kenaikan harga. “Kami akan stand by, jika diperlukan, segera impor ayam,” ujarnya.