Paus Fransiskus hari Jumat, menegaskan kembali penentangannya terhadap transgenderisme. Ia memperingatkan bahwa itu adalah “ideologi yang berbahaya” dan berpendapat bahwa para pendukung sikap ini naif jika percaya bahwa mereka berada di “jalan menuju kemajuan”.
Paus telah berulang kali berbicara menentang teori gender selama bertahun-tahun, bahkan ketika ia menekankan perlunya menyambut dan memberikan pelayanan pastoral bagi orang-orang transgender. Misalnya, ia menyamakan ideologi gender dengan senjata nuklir dan manipulasi genetik, dan dia memperingatkan bahwa itu adalah bagian dari “perang global” melawan pernikahan dan keluarga.
Paus sering menggunakan istilah “kolonisasi ideologis” untuk merujuk pada kasus-kasus di mana organisasi dan pemerintah yang berpengaruh meminta negara-negara berkembang untuk menerima aborsi, kontrasepsi, dan nilai-nilai Barat sebelum mereka dapat menerima uang bantuan.
Misalnya, dia mengeluh kepada para uskup Katolik pada tahun 2016 bahwa anak-anak sekolah diajari bahwa mereka dapat memilih jenis kelamin mereka. “Mengapa mereka mengajarkan ini? Karena buku-buku itu disediakan oleh orang dan lembaga yang memberi anda uang”.
Paus mengatakan kepada La Nacion bahwa transgenderisme mengabaikan perbedaan yang tak terhindarkan antara pria dan wanita. “Semua umat manusia adalah memiliki perbedaan,” katanya. “Itu tumbuh melalui ketegangan perbedaan. Masalah gender menipiskan perbedaan dan membuat dunia menjadi sama, semuanya membosankan, semuanya sama, dan itu bertentangan dengan fitrah manusia.”
Kongregasi Pendidikan Katolik, kantor Vatikan yang memberikan bimbingan resmi kepada sekolah-sekolah Katolik, mengeluarkan dokumen pada Juni 2019 yang menolak ideologi gender sebagai “tidak lebih dari konsep kebebasan yang membingungkan dalam ranah perasaan dan keinginan.” Ia menambahkan teori semacam itu berusaha untuk “memusnahkan konsep alam.”