Menghadapi respons militer Iran yang kuat terhadap kejahatan Israel, para pejabat Amerika hanya mengkritik Iran dan mengancam akan menjatuhkan sanksi lebih lanjut.
Menurut Parstoday, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken menyebut respons rudal Iran terhadap serangan Israel “tidak dapat diterima” dan meminta dunia untuk mengutuk tindakan tersebut.
Kementerian Pertahanan Amerika (Pentagon) juga mengutuk tindakan Iran dalam menghujani rudal di wilayah pendudukan dan mengumumkan dalam sebuah pernyataan: “Jika Iran menyerang kepentingan Amerika, kami akan membela warga negara kami. Kami mengutuk serangan sembrono ini dan meminta Iran untuk menghentikan serangan di masa depan, termasuk melalui kekuatannya.”
Sementara itu, jubir Kemlu Amerika juga mengkritik karena Iran tidak memberi informasi terlebih dahulu mengenai serangannya ke bumi Palestina pendudukan.
Matthew Miller, jubir Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah jumpa pers mengatakan: Iran tidak memberi tahu kami tentang hal ini sebelum menyerang Israel.
Sementara itu, Gedung Putih mengumumkan setelah serangan rudal Iran terhadap Israel bahwa Joe Biden dan wakilnya, Kamala Harris sedang memantau serangan Iran terhadap Israel dan bahwa Presiden AS telah mengeluarkan perintah untuk membantu Israel.
Juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre dalam jumpa pers mingguannya dengan para wartawan mengonfirmasi penerapan babak baru sanksi terhadap Iran karena menyerang Israel.
Seraya menyinggung serangan rudal Iran, ia mengatakan: Sanksi luas kami terhadap Tehran tetap eksis, dan tak diragukan lagi, kami akan melanjutkan penerapan sanksi tersebut.
Republik Islam Iran, setelah beberapa waktu menahan diri terhadap pelanggaran kedaulatannya dan teror terhadap Syahid Ismail Haniyeh, Ketua Biro Politik Hamas Hamas di Tehran, Sayid Hassan Nasrullah Sekretaris Jenderal Hizbullah, Brigjen.
Sayid Abbas Nilforoushan, penasihat militer Iran di Lebanon, dan juga pembantaian perempuan dan anak-anak Palestina dan Lebanon yang tidak bersalah oleh rezim Zionis, dengan bersandar pada Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan dalam pertahanan yang sah, Selasa (1/10/2024) malam menyerang rezim ini dengan sedikitnya 200 rudal balistik