Saluran berita Al Jazeera mengutip seorang pejabat di Kementerian Dalam Negeri Palestina, yang namanya tidak diungkapkan hari Rabu (14/8/2024) mengumumkan bahwa aparat keamanan di Jalur Gaza menangkap sejumlah orang yang diduga mata-mata dan melakukan kontak dengan rezim Israel selama perang saat ini dan telah menjalin kerja sama intelijen dengan Israel.
Pejabat di Kementerian Dalam Negeri Palestina ini menyatakan bahwa militer Israel telah meningkatkan upaya mereka untuk menjebak warga yang tinggal di Gaza dalam perangkap intelijen dan mata-mata untuk mengumpulkan informasi dari perlawanan Palestina, dan menambahkan bahwa para pejabat Israel menghubungi sejumlah orang dan mengancam mereka. Mereka mengatakan bahwa jika mereka tidak bekerja sama, maka tentara rezim Zionis akan membombardir keluarga dan rumahnya.
Pejabat keamanan Palestina ini menekankan bahwa rezim Zionis menyalahgunakan nama-nama organisasi bantuan untuk mengumpulkan informasi dan memeras warga di bawah bayang-bayang kelaparan dan kondisi sulit situasi kemanusiaan di Jalur Gaza yang menuntut sikap hati-hati terhadap cara dan tipu muslihat rezim Zionis.
Rezim Israel, yang sejauh ini telah menderita kekalahan militer dan politik yang tak terhitung jumlahnya karena perlawanan heroik rakyat Gaza, menggunakan metode baru untuk menghasut rakyat Palestina melawan kekuatan perlawanan pada hari Minggu lalu, di bawah bayang-bayang blokade parah yang diberlakukan di Gaza.
Salah satu caranya adalah dengan memasang drone tentara Zionis di tenda-tenda pengungsi di sebelah barat Khan Yunis, brosur kertas provokatif yang berisi konten dan gambar menentang Yahya Sinwar, Kepala Biro Politik Hamas.