Mantan perdana menteri Israel Ehud Barak menyatakan keprihatinan mendalam tentang kelangsungan hidup rezim di Tel Aviv. Ia mengatakan bahwa pengalaman sejarah menunjukkan entitas tersebut akan tidak ada lagi sebelum peringatan 80 tahun berdirinya.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar berbahasa Ibrani Yedioth Ahronoth, mantan jenderal militer Israel yang akhirnya menjadi perdana menteri itu mengatakan bahwa orang-orang Yahudi tidak memerintah selama lebih dari 80 tahun di sepanjang sejarah, memprediksi skenario malapetaka dan kesuraman untuk rezim yang berkuasa di Tel Aviv.
Sepanjang sejarah Yahudi, orang-orang Yahudi tidak memerintah selama lebih dari delapan puluh tahun, kecuali di dua kerajaan Daud dan dinasti Hasmonean, dan di kedua periode, disintegrasi mereka dimulai pada dekade kedelapan,” kata Barak, dikutip PressTV.
Mantan perdana menteri berusia 80 tahun itu segera menambahkan bahwa rezim Tel Aviv saat ini mewakili pengalaman ketiga dan mendekati dekade kedelapan keberadaan entitas tersebut.
Barak mengatakan ia menyimpan ketakutan mendalam bahwa kutukan dekade kedelapan akan menimpa rezim Israel saat ini.
Lebih lanjut Barak mencatat bahwa banyak pemerintah dunia, termasuk di Amerika Serikat, Italia, dan Rusia, telah mengalami kutukan dekade kedelapan, dan rezim Tel Aviv tidak terkecuali.