Presiden Republik Islam Iran, Masoud Pezeshkian tiba di Bagdad untuk bertemu dan berkonsultasi dengan otoritas Irak dengan tujuan untuk memperluas dan mengkonsolidasikan hubungan kedua negara.
Hari Rabu (11/9), Presiden Republik Islam Iran, Masoud Pezeshkian tiba di Bagdad dalam lawatan pertamanya ke luar negeri dan disambut oleh Perdana Menteri Irak, Mohammed Shia’ Al-Sudanii.
Usai upacara penyambutan resmi, Pezeshkian bertolak ke Istana Kepresidenan Irak untuk bertemu dengan Presiden Irak, Abdul Latif Rashid.
Presiden Republik Islam Iran selanjutnya akan bertemu dengan Al-Sudani di Istana Perdana Menteri, dan setelah itu akan diadakan pertemuan bersama anggota delegasi tingkat tinggi kedua negara.
Di Irak, Pezeshkian akan berkonsultasi dengan pejabat tinggi negara Irak mengenai kerja sama bilateral di berbagai sektor, termasuk ekonomi, politik, budaya, dan keamanan, dan kemudian melakukan ziarah ke tempat-tempat ziarah.
Sebelum berangkat ke Irak, Presiden Republik Iran menegaskan, Berdasarkan kebijakan-kebijakan yang telah diumumkan sebelumnya, serta kebijakan yang disampaikan Pemimpin Besar Revolusi Islam mengenai hubungan dekat dengan negara-negara tetangga, perjalanan ke negara sahabat Irak telah telah direncanakan.
Irak memiliki banyak hubungan dengan Iran sejak masa lalu dan merupakan mitra ekonomi, politik dan sosial dengan negara kita. Kita bisa menjalin banyak kerja sama dengan negara ini dan banyak perjanjian yang ditandatangani antara kedua negara.
Pezeshkian juga akan berangkat ke wilayah Kurdistan di Irak dan kota Erbil dan Sulaimaniyah serta akan melakukan pembicaraan dengan pihak berwenang di wilayah tersebut mengenai perluasan kerja sama bilateral.
Sayid Abbas Araghchi, Menteri Luar Negeri Iran merujuk pada alasan mengapa Irak dipilih sebagai kunjungan luar negeri pertama presiden, mengatakan, Penunjukan Irak sebagai negara pertama yang akan dikunjungi oleh presiden Republik Islam Iran menunjukkan kedalaman persaudaraan hubungan kedua negara. Irak lebih dari sekedar negara tetangga bagi Iran. Irak adalah negara sahabat dan saudara kami dan kami memiliki banyak kesamaan.
Kunjungan Presiden Pezeshkian ke Bagdad menunjukkan fakta bahwa Republik Islam Iran berupaya memperkuat hubungan politik, keamanan, ekonomi dan perdagangan dengan Irak, dan selain itu, strategi memperluas hubungan persaudaraan antara kedua negara dan bangsa juga memiliki prioritas khusus bagi Tehran.
Mengingat peran kelompok perlawanan yang berpengaruh di kawasan, termasuk posisi kekuatan rakyat di Irak, mendukung kelompok tersebut untuk melawan konspirasi rezim Zionis dan pendukung utama mereka, Amerika, memerlukan kerja sama dan koordinasi yang lebih besar antara pemerintah Iran dan Irak.
Baca juga: [KARIKATUR] – Barat Terus Kipasi Api Perang di Ukraina dan Berbohong Bahwa Iranlah yang Melakukannya
Kunjungan Pezeshkian ke Irak merupakan simbol urgensi dan dampak kerja sama Iran-Irak di kawasan.
Tindak lanjut perjanjian bilateral, konsultasi mengenai perluasan kerja sama kedua negara serta peningkatan kerja sama bilateral dan regional dengan tujuan mengurangi campur tangan asing merupakan isu mendasar yang akan dibahas dalam kunjungan kali ini.
Iran dan Irak, sebagai dua anggota berpengaruh dari negara pengekspor minyak OPEC, memainkan peran penting dalam pasar energi global, dan kerja sama yang efektif antara kedua negara di bidang ini, karena adanya wilayah minyak yang sama, dapat efektif dalam kemakmuran dan pengembangan sektor ini.
Strategi kebijakan luar negeri utama Republik Islam Iran adalah pengembangan dan perluasan hubungan dengan negara-negara tetangga, dan kunjungan Pezeshkian ke Irak akan semakin memperkuat peran regional Tehran dan akan menjadi faktor efektif dalam melawan tindakan destruktif pihak asing.