Menurut jajak pendapat baru-baru ini, lebih sedikit orang Amerika yang menghadiri gereja daripada sebelumnya. Survei yang dirujuk dalam beberapa laporan media AS pada hari Rabu menunjukkan bahwa kombinasi dari lockdown akibat pandemi dan perubahan sikap generasi telah membuat negara yang dulunya sangat Kristen itu mempertanyakan hubungannya dengan organisasi agama.
Lebih dari empat dari lima orang Amerika (81%) percaya pada Tuhan, menurut jajak pendapat Gallup yang dilakukan awal tahun ini. Meskipun itu masih merupakan mayoritas yang cukup besar, itu juga merupakan persentase terendah sejak jajak pendapat ini mulai mengajukan pertanyaan pada tahun 1944, ketika 98% orang Amerika menganut kepercayaan.
Demikian pula, menurut Gallup, jumlah orang Amerika yang menjadi anggota gereja, masjid, atau sinagoga berada pada titik terendah sepanjang masa, terdiri dari minoritas populasi (47%) untuk pertama kalinya tahun lalu.
Jajak pendapat itu mengatakan bahwa didorong oleh peningkatan jumlah mereka yang mengklaim tidak memiliki afiliasi agama, yaitu sebuah kelompok yang telah menyaingi umat Katolik atau Kristen evangelis sejak sebelum pandemi Covid-19, penurunan tersebut kemungkinan akan berlanjut.
Namun, perubahan sikap sosial tidak sepenuhnya bertanggung jawab. Kehadiran di Gereja anjlok 45% dari tahun 2020 hingga Februari 2022, menurut analisis ABC News, karena sebagian besar pemerintah negara bagian menutup pertemuan tatap muka akibat Covid-19.