Presiden Republik Islam Iran dan Mesir dalam sebuah pertemuan, seraya merunut langkah-langkah positif terbaru dalam hubungan kedua negara, mengaku optimis langkah ini akan terus berlanjut hingga hubungan sepenuhnya terealisasi.
Menurut laporan jaringan media Shahab mengutip IRNA, Presiden Iran Masoud Pezeshkian Kamis (19/12/2024) malam waktu Kairo, di sela-sela KTT kelompok D8, dalam pertemuan dengan Presiden Mesir, Abdel Fattah El-Sisi, menyebut sangat penting sharing kemampuan dan fasilitas negara-negara Islam dalam kerangka perjanjian regional dan internasional, termasuk Kelompok D8 dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Presiden Iran melanjutkan dengan menyatakan bahwa penguatan persatuan dan kohesi di antara negara-negara Islam adalah kebutuhan paling mendesak bagi umat Islam saat ini, dan menekankan bahwa semua negara Islam harus berusaha semaksimal mungkin untuk memperluas interaksi dan dialog di dunia Islam dan mengatasi perbedaan. Ia menekankan perlunya memperkuat kerja sama ekonomi dan melanjutkan dialog antara kedua negara, Iran dan Mesir.
Sementara itu, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi juga menyatakan dalam pertemuan tersebut bahwa kawasan menghadapi ancaman mendasar akibat peristiwa terkini di Jalur Gaza, Lebanon, dan Suriah. Ia menganggap agresi terkini rezim Zionis di Suriah belum pernah terjadi sebelumnya dan mengatakan: “Posisi Mesir mengenai perkembangan di Suriah adalah pembentukan pemerintahan inklusif di negara ini.”
Pertemuan puncak ke-11 negara berkembang Islam, yang disingkat kelompok “D8”, diadakan Kamis (19/12/2024) di Kairo, ibu kota Mesir, untuk menghadapi perkembangan dan perubahan ekonomi dan politik di dunia Islam.
Masoud Pezeshkian usai menghadiri dan menyampaikan pidato di KTT D8, serta pertemuan Gaza dan Lebanon, meninggalkan Mesir menuju Tehran.