Purna Warta – Khatib Salat Jumat Kota Tehran Hujjatul Islam wal Muslimin Kazem Seddiqi mengatakan, tidak hanya rezim Zionis Israel yang merupakan sarang laba-laba, tetapi semua kekuatan afiliasinya adalah “manusia salju” (patung manusia dari salju).
“Operasi Badai Al-Aqsa menunjukkan bahwa jika perlawanan melakukan posisi menyerang, maka ia akan berada di atas angin,” kata Seddiqi dalam khutbah kedua Salat Jumat di Kota Tehran, Jumat (24/11/2023), seperti dikutip IRNA.
Hal itu disampaikan Khatib Salat Jumat Tehran dalam khutbah kedua saat menyinggung perkembangan terbaru di wilayah pendudukan, terutama serangan Hamas bersandi Badai al-Aqsa pada tanggal 7 Oktober 2023.
“Dukungan negara-negara Barat dan Amerika Serikat (AS) terhadap rezim Zionis menunjukkan bahwa Israel tidak hanya merupakan sarang laba-laba, tetapi semua kekuatan adalah ‘manusia salju’, dan jika seseorang tawakal kepada Allah SWT saat menghadapi mereka, maka tidak berbobot dan tidak berguna mereka akan diperlihatkan kepada dunia,” jelasnya.
Seddiqi lebih lanjut menyinggung kebrutalan Israel dalam membantai perempuan dan anak-anak Palestina dan serangan terhadap pusat-pusat kesehatan, pengobatan dan rumah sakit-rumah sakit di Gaza.
“Pembunuhan anak-anak tertindas di Gaza membangkitkan perasaan global.
Kehadiran masyarakat di berbagai belahan dunia, termasuk di depan Gedung Putih dan jalan-jalan di London dan Prancis menunjukkan bahwa kehancuran Israel sudah dekat, dan kita juga akan melihat kemunduran Amerika,” jelasnya.
Khatib Imam Jumat Kota Tehran menyatakan bahwa perpecahan di dalam tubuh Zionis menunjukkan ketidakefisienan Netanyahu dalam menyelesaikan masalah.
Rezim Zionis melihat penerimaan gencatan senjata, setelah jangka waktu tertentu dari kejahatan dan pembunuhan anak-anak, wanita, dan pasien Palestina sebagai hal yang sangat pahit. Serangan-serangan gerakan perlawanan di Irak, Yaman dan Lebanon, menunjukkan bahwa di bawah serangan gencar dari kelompok-kelompok perlawanan, punggung Zionis patah.
“Rezim Zionis melihat penerimaan gencatan senjata, setelah jangka waktu tertentu dari kejahatan dan pembunuhan anak-anak, wanita, dan pasien sebagai hal yang sangat pahit. Serangan-serangan gerakan perlawanan di Irak, Yaman dan Lebanon, menunjukkan bahwa di bawah serangan kelompok-kelompok perlawanan yang gencar, punggung Zionis patah….
Akhirnya, setelah hampir 50 hari serangan udara membabi buta Israel terhadap Gaza, gencatan senjata sementara selama empat hari telah ditetapkan.
Menurut rencana, gencatan senjata akan dilaksanakan pada hari Kamis pukul 10.00 waktu setempat, namun karena masalah teknis dan logistik, gencatan senjata tersebut dilaksanakan dengan penundaan satu hari, yang akhirnya dimulai pada hari Jumat (24/11/2023) di Gaza.
Berdasarkan gencatan senjata selama 4 hari, tindakan militer kedua belah pihak harus dihentikan. Setiap tahanan Israel akan ditukar dengan 3 tahanan perempuan dan anak-anak Palestina.
Menurut rencana, setiap hari 200 kontainer berisi bahan makanan dan peralatan medis akan diserahkan ke seluruh daerah di Gaza.