Kelompok Perlawanan Palestina Areen Al-Assad (Sarang Singa) mengungkap beberapa rincian pada malam pasukan pendudukan Israel menyerbu kota Nablus dan bagaimana strategi perlawanan mereka menghancurkan rencana Israel, menewaskan banyak anggota IOF, meski dengan pengorbanan pemimpin mereka dan beberapa pejuang lain.
Dalam sebuah pernyataan pers, kelompok tersebut mencatat bahwa “pada malam penyerbuan, pimpinan Lions’ Den berkumpul setelah menerima informasi keamanan, dan memperkirakan bahwa operasi pendudukan Israel akan menargetkan Lions’ Den (Areen Al-Assad). Operasi ini dilakukan pendudukan untuk mencari simpati jelang pemilihan umum Israel.
Saat itulah pimpinan Lions’ Den memutuskan untuk mengerahkan para pejuang, memancing musuh ke dalam, menyebar para pejuang dari dalam kota tua, kemudian menyerang musuh dari berbagai posisi.
Dalam pernyataannya, kelompok tersebut mengindikasikan bahwa ada jeda waktu 10 menit antara pasukan pendudukan Israel dan pemimpin kelompok itu, Wadih Al-Houh dan mereka yang bersamanya, untuk mundur. Namun, beberapa persiapan akhir untuk membuat jebakan membuat mereka tak sempat melakukannya.
Pernyataan itu mengungkapkan bahwa pejuang Lions’ Den di luar mengetahui bahwa Pasukan Khusus dari perlawanan yang masuk sebelum pasukan pendudukan Israel telah benar-benar memusnahkan mereka, dengan rentetan tembakan dan meledakkan bahan peledak yang ditanam sebelumnya.
Begitu pasukan masuk, komandan memerintahkan para pejuang menggunakan suaranya yang paling keras untuk mengepung halaman, tulis pernyataan itu.
Menurut pernyataan itu, operasi IOF akhirnya hanya terfokus pada penyelamatan pasukannya saja, dan karena gagal menjangkau para pejuang di dalam, mereka mengebom rumah tersebut. Ketika mereka mundur dan gagal melenyapkan para pemimpin dan pejuang Lion’s Den, mereka mengumumkan di semua platform mereka bahwa mereka tidak memperoleh data apa pun dalam pertempuran itu. Mereka bahkan tidak mencapai tubuh pejuang mana pun, mereka juga tidak mendapatkan peralatan apa pun.