Jaringan Sahab melaporkan, mantan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengkritik gencatan senjata yang akan segera terjadi antara rezim Zionis Israel dan Lebanon, dengan mengklaim bahwa tidak ditentukannya zona penyangga di perbatasan dengan Lebanon akan digunakan Hizbullah untuk membangun kembali rumah-rumah yang hancur di Lebanon selatan, dan menggunakannya sebagai titik serangan terhadap Israel dengan meluncurkan roket.
Baca juga: [KARIKATUR] – Hari Anti Kekerasan Pada Perempuan Sedunia pun Tidak Berlaku Bagi Perempuan Pelestina
Kritik terhadap mantan Perdana Menteri rezim Zionis atas tidak ditetapkannya zona penyangga muncul ketika dalam beberapa pekan terakhir, sumber-sumber Zionis mengumumkan bahwa tentara Israel sedang bersiap untuk membangun zona penyangga di Lebanon selatan.
TV Israel kanal 12 mengutip otoritas rezim Zionis melaporkan bahwa perkiraan gencatan senjata Israel dan Lebanon akan diumumkan pada Selasa malam dan akan memasuki tahap implementasi Rabu pagi.
Radio Tentara Israel juga melaporkan bahwa perjanjian akhir gencatan senjata akan dikomunikasikan ke Washington setelah disetujui oleh Dewan Menteri rezim Zionis.
Sejak 7 Oktober 2023, dengan dukungan penuh negara-negara Barat, rezim Zionis melancarkan pembantaian besar-besaran di Jalur Gaza dan Tepi Barat Sungai Yordan terhadap rakyat Palestina yang tidak berdaya dan tertindas.
Baca juga: [KARIKATUR] – Alasan Zionis Israel Setujui Perjanjian Gencatan Senjata dengan Hizbullah Lebanon
Setelah itu, dia menyerang bagian selatan Lebanon dan membunuh sejumlah besar warga sipil.
Sikap pasif masyarakat internasional dan lembaga hak asasi manusia terhadap kejahatan rezim pendudukan Israel menyebabkan berlanjutnya pembunuhan terhadap perempuan dan anak-anak Palestina dan Lebanon oleh mesin perang rezim ilegal Zionis.