Stasiun televisi CNN, belum lama ini dalam analisanya mengakui bahwa tujuan militer AS, dalam menyerang pasukan perlawanan Yaman, dengan serangan udara, gagal.
Pengakuan ini disampaikan setelah Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman Brigjen Yahya Saree, mengabarkan penembakan jatuh drone AS, MQ-9 di udara negara itu. Ini adalah drone AS ke-18 yang ditembak jatuh Yaman.
CNN juga menyoroti perlawanan sengit rakyat Yaman, selama bertahun-tahun pemboman yang dilakukan oleh koalisi pimpinan Arab Saudi, dengan menggunakan berbagai jenis peralatan AS.
Stasiun televisi AS itu mengakui total biaya operasi militer AS terhadap pasukan Yaman, kurang dari tiga munggu mendekati satu miliar dolar, tapi serangan-serangan itu sampai sekarang tidak menghasilkan dampak signifikan terhadap upaya penghancuran kemampuan Yaman.
Mengutip sejumlah sumber diplomatik regional, dan beberapa analis, CNN mengakui bahwa hanya serangan darat sajalah yang dapat mengalahkan, dan menghancurkan Ansarullah Yaman.
Sehubungan dengan ini, analis politik Yaman, Ahmed Nagi, mengatakan, “Kesalahan AS adalah mengira serangan udara dapat memaksa Ansarullah menyerah, padahal cara ini terbukti gagal di era Presiden Joe Biden, dan di era presiden baru AS, kecil kemungkinannya untuk berhasil.”
Pada saat yang sama, surat kabar New York Times, menulis, para pejabat Pentagon, mengumumkan kepada Kongres, bahwa dalam upaya penghancuran rudal-rudal dan drone Ansarullah, tidak dicapai hasil yang signifikan.
New York Times mengabarkan, “Saat operasi militer AS terhadap Ansarullah Yaman, memasuki tahap-tahap yang semakin kompleks, sumber-sumber terpercaya di Kongres mengatakan, para pejabat Pentagon, dalam pertemuan rahasia antara mitra-mitra asing, perwakilan Kongres, dan para penasihatnya, mengakui bahwa pasukan AS hanya mencapai keberhasilan minimal dalam menghancurkan arsenal-arsenal besar rudal, drone, dan peluncur rudal Ansarullah Yaman.”
Di sisi lain surat kabar Israel, The Marker, mengakui bahwa rangkaian serangan rudal Yaman, ke dalam Wilayah pendudukan, telah memberikan dampak langsung, dan hebat terhadap Israel.
Dalam analisa The Marker, serangan-serangan Angkatan Bersenjata Yaman, tidak hanya terbatas pada masalah psikologis, mental, dan diplomatik semata, tapi juga membebankan biaya keamanan dan ekonomi langsung bagi Israel dan pasukannya.
Menurut koran Israel itu, di tengah semua permasalahan ini, blokade laut yang diterapkan Yaman di Laut Merah, terhadap kapal-kapal Israel, dan afiliasinya, sama sekali tidak boleh dianggap remeh, karena telah membawa kerugian besar bagi pelabuhan-pelabuhan Israel.