[KARIKATUR] – Diberitakan Berhenti Bekerjasama, Ini Fakta yang Sebenarnya Terjadi Pada Iran dan Cina

Purna WartaKetua Kamar Dagang Bersama Iran dan Cina, mengatakan, pemberitaan tentang berhentinya penjualan minyak Iran, ke Cina, tidak benar.

Majid Reza Hariri, Minggu (7/1/2024) kepada IRNA menuturkan, upaya merekayasa pemberitaan tidak akan berdampak pada penjualan minyak Iran, dan dengan memperhatikan berbagai sanksi yang ada, ekspor minyak Iran, saat ini berada di titik maksimum.

Sebelumnya kantor berita Reuters, mengklaim Iran, menghentikan pengiriman minyak ke Cina, karena Tehran, menginginkan harga yang lebih tinggi dari konsumen-konsumennya.

Menurut kantor berita Reuters, Iran, telah menurunkan penawaran minyak murahnya bagi Cina, salah satu negara yang dikenal sebagai importir terbesar minyak dunia.

Klaim Reuters, tersebut ternyata tidak sejalan dengan hasil riset Institut Kepler, yang mengatakan ekspor minyak Iran, ke Cina, pada bulan November 2023, mencapai 1,5 juta barel per hari.

Setelah pandemi Corona, kapasitas kilang minyak Cina, mengalami peningkatan, bahkan dalam beberapa bulan mengimpor lebih dari 12 juta barel, dan 10 persen di antaranya adalah minyak Iran.

Seorang pengamat energi Iran, Nasrollah Zarei menuturkan, dalam pandangan ekonomi, pembeli dan penjual minyak mentah tidak akan pernah mengambil keputusan secara temporal, pasalnya penutupan sumur minyak, dan pengoperasian kembali sumur tersebut memakan biaya serta waktu yang banyak bagi penjual, sementara pembeli jika ingin mencari alternatif impor akan membutuhkan waktu lama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *