Purna Warta – Komentar keras Presiden Iran Ebrahim Raisi mengecam negara-negara Barat karena menutup mata terhadap pembantaian warga Palestina di Jalur Gaza, dan menekankan bahwa slogan-slogan hak asasi manusia (HAM) yang disuarakan oleh barat hanya bertujuan untuk melayani kepentingan mereka sendiri.
AS dan negara-negara Barat mempunyai “Catatan buruk dalam penjarahan sumber daya dan aset negara lain”, namun pada saat yang sama mereka menyatakan komitmen terhadap “Hak Asasi Manusia (HAM)”, keamanan dan stabilitas, kata presiden Iran pada pertemuan dengan Perdana Menteri Niger Ali Lamine Zeine di Teheran pada hari Kamis (25/01/2024), dikutip FNA.
Israel telah melakukan pemboman besar-besaran di Jalur Gaza sejak awal Oktober, yang telah menewaskan lebih dari 25.700 warga Palestina, termasuk ribuan anak-anak dan wanita, dan melukai lebih dari 63.800 lainnya, serta banyak menghancurkan lingkungan dan ribuan lainnya hilang dan dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan.
Para pejabat AS dan Eropa telah menjanjikan dukungan yang kuat dan teguh kepada Tel Aviv. Dalam beberapa bulan terakhir, Presiden Joe Biden, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan beberapa pemimpin Eropa lainnya mengunjungi Tel Aviv untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap Israel.
Teheran mengatakan kunjungan para pemimpin Barat ke wilayah-wilayah pendudukan bertujuan untuk memberikan napas buatan kepada Israel dan menunjukkan keprihatinan AS dan Eropa atas jatuhnya rezim Zionis Israel.
AS telah memberikan dukungan militer dan politik tanpa syarat kepada Israel dalam serangan gencarnya terhadap Gaza, mempersenjatai Tel Aviv dengan lebih dari 10.000 ton perangkat keras militer.
Amerika juga telah mengabaikan prospek penghentian agresi Israel dengan menghalangi ratifikasi seluruh resolusi DK PBB yang menyerukan gencatan senjata permanen dalam serangan Israel.
Para pejabat Iran mengatakan AS melancarkan perang terhadap warga Palestina di Jalur Gaza melalui Israel, dan menekankan jika bantuan politik dan militer Washington kepada Zionis dihentikan, rezim tersebut tidak akan dapat melanjutkan kampanye militernya terhadap wilayah yang diblokade tersebut.
Dukungan diplomatik pemerintah Inggris, bantuan militer dan keterlibatan langsung dalam konflik tersebut -melalui pemberian informasi intelijen kepada Israel- telah membuatnya terlibat dalam memfasilitasi genosida.
Militer Inggris telah melakukan sekitar 50 misi mata-mata di Jalur Gaza untuk rezim Israel sejak bulan lalu, sebuah penyelidikan baru mengungkapkan.
“Situasi yang sedang berlangsung di Gaza dan penindasan yang terjadi di Palestina mengungkapkan sifat sebenarnya dari negara-negara yang mengklaim (mengadvokasi hak asasi manusia) dan menunjukkan bahwa nyawa manusia tidak ada nilainya bagi mereka”, tambah Raisi.