Purna Warta – Stasiun televisi Kerajaan Inggris, mengakui keberhasilan almarhum Menteri Luar Negeri Iran, Syahid Hossein Amir Abdollahian, di arena diplomasi meski kerap menyerang beliau semasa hidup.
BBC, Selasa (21/5/2024) melaporkan, Hossein Amir Abdollahian, kurang dari tiga tahun menjabat sebagai Menlu dari sebuah kekuatan regional di Timur Tengah.
Ditambahkannya, “Abdollahian menjadi Menlu, saat Iran, melalui masa yang sebagian besar diisi oleh isolasi internasional, dan sanksi-sanksi luas, serta pemutusan hubungan diplomatik dengan sebagian negara kawasan, dan nama Tehran, disebut-sebut dalam perang besar Ukraina, dan Iran, di ambang sebuah konfrontasi militer total dengan Israel.”
Menurut BBC, di masa Abdollahian menjabat sebagai Menlu Iran, kesepakatan komprehensif kerja sama 20 tahun Iran dan Rusia, ditandatangani. Di tahun yang sama, program 25 tahun kerja sama Iran dan Cina, yang dokumennya diteken di masa Menlu Javad Zarif, berhasil direalisasikan.
Di masanya pula, perundingan menghidupkan kesepakatan nuklir JCPOA, antara Iran, dan Barat, dimulai kembali di Wina. Iran, memasuki perundingan dengan strategi yang tegas.
Pada saat yang sama, BBC menyebut salah satu keahlian paling menonjol yang dimiliki Abdollahian, adalah penguasaan dan kemahirannya dalam hubungan regional.
Selama bertahun-tahun, Abdollahian, menjabat Dirjen urusan Arab dan Afrika, Kemlu Iran, dan berkat kedekatannya dengan IRGC di Iran, ia menjadikan diplomasi regional, serta pengembangan hubungan dan pengaruh Iran, sebagai prioritas.
“Meski selama masa jabatan Abdollahian di Kemlu Iran, yang kurang dari tiga tahun, jalan hubungan regional Iran, mengalami naik- turun, namun mungkin poin paling menonjol di masanya adalah kesuksesan menghidupkan hubungan diplomatik dengan Arab Saudi,” pungkas BBC.