Dalam kelanjutan normalisasi dengan rezim apartheid Israel, Bahrain mengatakan akan terus membangun kemitraannya dengan Israel dimana mantan perdana menteri Benjamin Netanyahu dan sekutu sayap kanannya akan membentuk rezim paling ekstremis dalam sejarah apartheid Israel.
“Kami memiliki kesepakatan dengan Israel, bagian dari Kesepakatan Abraham, dan kami akan tetap pada kesepakatan kami dan kami berharap itu akan berlanjut di jalur yang sama dan terus membangun kemitraan kami bersama-sama,” ujar Penasihat diplomatik raja Bahrain, Sheikh Khalid bin Ahmed Al Khalifa pada hari Sabtu.
Netanyahu memenangkan pemilihan pekan lalu ditengah tuduhan korupsi dan disfungsi politik.
Pemilihan, yang dimulai pada hari Selasa, adalah yang kelima hanya dalam empat tahun. Kebuntuan politik telah melumpuhkan Tel Aviv, di tengah perpecahan politik yang mendalam di antara partai-partai politik rezim pendudukan tersebut.