Moskow meminta Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk berhenti membeo dan menyebarkan berita palsu tentang ‘agresi Rusia yang akan segera terjadi’ terhadap Ukraina, dua hari setelah Amerika Serikat mengumumkan akan mengerahkan beberapa ribu tentara ke Eropa Timur.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova pada hari Jumat (04/02) meminta Jonson untuk berhenti menyebarkan “berita palsu” tentang dugaan ancaman agresi Rusia terhadap Ukraina.
Komentarnya ini disampaikan sebagai tanggapan atas apa yang dituduhkan perdana menteri Inggris itu dalam sebuah video yang diposting di akun resmi pemerintah Inggris di jejaring social, bahwa ancaman invasi Rusia ke Ukraina “sangat nyata” dan “sudah dekat.”
Rusia dan NATO pimpinan AS baru-baru ini berselisih soal Ukraina. Negara-negara Barat menuduh Rusia mempersiapkan invasi ke Ukraina dengan mengumpulkan 100.000 tentara dan persenjataan di dekat perbatasan dengan negara itu. Menolak tuduhan itu, Moskow mengatakan penambahan pasukan bersifat defensif karena NATO telah meningkatkan aktivitasnya di dekat perbatasan Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah memperingatkan bahwa AS sengaja merancang skenario untuk menyeret Rusia ke dalam perang atas Ukraina