Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, yang melarikan diri dari Kabul ketika pasukan Taliban mencapai pinggiran kota bulan lalu, meminta maaf pada Rabu (08/09) atas kejatuhan mendadak pemerintahannya tetapi membantah bahwa ia telah membawa jutaan dolar bersamanya.
“Meninggalkan Kabul adalah keputusan paling sulit dalam hidup saya, tapi saya yakin itu satu-satunya cara untuk membungkam senjata dan menyelamatkan Kabul dan 6 juta warganya,” katanya sebagaimana dikutip Reuters.
Pernyataan itu sebagian besar menggemakan pesan yang dikirim Ghani dari Uni Emirat Arab segera setelah kepergiannya, yang menuai kritik pahit dari mantan sekutu yang menuduhnya berkhianat.
Ghani, mantan pejabat Bank Dunia yang menjadi presiden setelah dua pemilu yang disengketakan itu menepis laporan bahwa ia telah meninggalkan uang tunai jutaan dolar.
“Dengan penyesalan yang mendalam periode saya sendiri berakhir dengan tragedi yang sama dengan pendahulu saya, tanpa memastikan stabilitas dan kemakmuran. Saya meminta maaf kepada orang-orang Afghanistan bahwa saya tidak dapat mengakhirinya secara berbeda,” ujarnya.