Untuk Dermawan Tidak Terpaku Menjadi Hartawan

Purna Warta — Ibn Abbas berkata bahwasanya Rasulullah saw adalah pribadi yang santun dan sangat dermawan. Bahkan beliau lebih dermawan dibanding dengan awan mendung yang memberikan air ke setiap tempat.[1]

Di zaman sekarang dengan segala kesulitan kehidupan yang ada akan sangat jarang ditemukan orang yang sangat dermawan. Mereka kadang berpikir bahwa bagaimana aku bisa membantu dan memberikan sesuatu pada yang lain padahal aku dan keluargaku memerlukannya. Sehingga mereka akan sangat susah untuk bermurah hati dan dermawan pada orang lain padahal dalam al-Quran, Allah swt berfirman dan memberikan jalan keluar untuk terhindar dari kesulitan rezeki dengan berinfak;

Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi infaq dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.”[2]

Tapi kemungkinan juga masih ada orang-orang yang masih beriman pada apa-apa yang difirmankan Allah swt dan juga yang disabdakan baginda Nabi saw. Mereka mencontoh Nabi mereka untuk menjadi pribadi dermawan.

Mereka masih berusaha untuk mencontoh akhlak nabawi dalam life style mereka. Mereka berharap dengan mencontoh baginda Nabi dan manjadikan beliau sebagai suri teladan dalam hidupnya maka mereka akan menjadi manusia seutuhnya.

Sebenarnya bukan hanya dengan harta saja, banyak sekali cara kita menjadi seorang yang dermawan tanpa harta. Iya benar, jika Allah swt sedang memberikan rezeki harta yang banyak maka dengan bersedakah dan berinfaq kita akan berusaha menjadi dermawan. Namun jika kita sedang tidak mempunyai harta maka kita memberikan senyum pada orang yang menyapa kita maka kita sudah berusaha mencapai titik dermawan. Atau bisa juga kita hanya dengan mendoakan kebaikan untuk orang lain maka kita sudah berusaha untuk menjadi dermawan.

Seperti dalam sejarah Islam, kita membaca dan melihat bahwasanya Nabi saw selain beliau mengajarkan untuk berinfaq, juga mengajarkan kita untuk bersilaturhami, bermurah hati, menjenguk orang sakit walaupun mereka tidak seiman dengan kita. Seperti Rasulullah saw yang menjenguk seorang Yahudi yang sering mencaci dan menghina beliau, dan akhirnya Yahudi tersebut memeluk Islam karena tersentuh oleh akhlak Rasulullah saw. kesimpulannya adalah banyak cara untuk mencontoh akhlak Rasulullah dan banyak cara menjadi dermawan.

[1] Shahih Bukhari, Jild 1, hal 502.

[2] Surah At-Thalaq, ayat 7.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *