Teladan Menggunakan waktu dalam Hadits (Part 3)

Purnawarta — Di dalam hadits terdapat pembahasan mengenai waktu dan itu termasuk pembahasan yang penting. Menurut hadits, setiap orang yang berakal harus membagi tiga waktunya untuk tiga hal yaitu waktu ibadah, waktu memenuhi kebutuhan hidup, dan waktu untuk menikmati hal-hal halal yang membuat bahagia. Kemudian ada tambahan dalam waktu ibadah-ibadah wajib yaitu ibadah-ibadah mustahab atau sunah, waktu berdoa, waktu untuk bersilaturahmi, dan waktu untuk bertafakur

Urgensi Wakti dalam Riwayat

Pembahasan waktu merupakan sebuah pembahsan penting dalam riwayat dan juga agama Islam. Baginda Nabi Muhammad saw dalam riwayat pernah berpesan kepada Abu Dzar ra mengenai urgensi waktu dan saat-saat kehidupan:

يَا أَبَا ذَرٍّ، كُنْ عَلَى عُمُرِكَ أَشَحَ‏ مِنْكَ‏ عَلَى‏ دِرْهَمِكَ وَ دِينَارِك‏

“Wahai Abu Dzar! Jadilah orang yang lebih teliti dalam menggunakan umur dibanding menggunakan Dirham dan Dinar!”.

Hadits di atas bermakna bahwa harga dan nilai dari waktu yang Anda punya lebih berharga dari uang Dinar dan Dirham.

Sabda dari Baginda Nabi Saw ini menyatakan dalam hal menghargai waktu serta memanfaatkan setiap kesempatan yang ada dalam kehidupan.  Namun sayangnya menurut orang-orang tidak ada yang lebih murah juga tak bernilai dibanding waktu. Periode umur dan kehidupan merupakan sebuah madrasah untuk setiap orang.

Seperti halnya di madrasah juga sekolah hari, jam, menit dan detik merupakan sesuatu yang berharga, dan juga menit-menit ketika bel istirahat berbunyi merupakan waktu untuk mengembalikan dan memperbaharui energi untuk mengisi waktu selanjutnya. Setiap periode umur manusia juga harus diatur seperti ini. Jika demikian maka tidak ada waktu yang terbuang secara sia-sia.

Dalam pandangan Amirul Mukminin, Ali bin Abi Thalib as, setiap waktu merupakan sebuah kesempatan dan membiarkannya begitu saja merupakan sesuatu yang menyedihkan.

إِضَاعَةُ الْفُرْصَةِ غُصَّة

“Kehilangan setiap kesempatan bisa menyebabkan rasa sedih”. (Nahjul Balaghah, Hikmat:118)

Beliau memisalkan kehilangan waktu-waktu dalam awan di musim semi dan kesempatan-kesempatan baik.

الْفُرْصَةُ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ فَانْتَهِزُوا فُرَصَ الْخَيْر

“Kesempatan-kesempatan itu berlalu seperti awan yang berjalan maka hargailah kesempatan-kesempatan yang baik.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *