Perselingkuhan dalam Perspektif Agama Islam: Menghindari Luka dalam Hubungan Keluarga

Purna Warta — Dalam agama Islam, pernikahan dianggap sebagai institusi suci yang dibangun di atas dasar kesetiaan, cinta, dan saling menghormati antara suami dan istri. Tujuan utama dari pernikahan dalam Islam adalah menciptakan hubungan keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah, yang artinya harmoni, kasih sayang, dan belas kasihan.

Namun, sayangnya, fenomena perselingkuhan masih terjadi di antara pasangan suami istri, yang dapat berdampak merusak pada hubungan keluarga yang dibangun di atas prinsip-prinsip Islam. Perselingkuhan merupakan pelanggaran serius terhadap nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam, serta dapat menyebabkan luka emosional yang dalam bagi pasangan suami istri, anak-anak, dan keluarga besar.

Dalam Islam, perselingkuhan dianggap sebagai pelanggaran terhadap komitmen pernikahan dan merupakan salah satu perbuatan tercela yang harus dihindari. Allah SWT dalam Al-Qur’an mengingatkan umatnya tentang pentingnya menjaga kesetiaan dalam pernikahan. Firman-Nya dalam surat An-Nisa ayat 29 menyatakan, “Dan janganlah kamu mendekati zina. Sungguh, zina itu adalah perbuatan yang keji dan jalan yang buruk.”

Islam mengajarkan kepada pasangan suami istri untuk saling menjaga kehormatan dan menjauhi godaan yang dapat merusak hubungan pernikahan. Selain itu, terdapat juga hadis yang mengingatkan umat Muslim tentang bahaya perselingkuhan. Rasulullah Muhammad SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang zinah, dan tidak pula orang yang melindungi zina.”

Perselingkuhan tidak hanya menyakiti pasangan, tetapi juga melukai anak-anak yang ada dalam keluarga. Anak-anak merupakan anugerah dari Allah SWT yang harus dilindungi dan diberikan lingkungan keluarga yang stabil dan harmonis. Perselingkuhan dapat memecah belah keutuhan keluarga, menyebabkan trauma emosional, dan membawa dampak negatif pada perkembangan anak-anak.

Oleh karena itu, sebagai umat Muslim, sangat penting untuk memahami nilai-nilai Islam dan menghindari perselingkuhan. Menciptakan hubungan keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah adalah tanggung jawab bersama suami istri. Dalam Islam, kesetiaan merupakan prinsip penting yang harus dijunjung tinggi.

Bagi pasangan yang mengalami masalah dalam hubungan pernikahan, Islam mendorong untuk menyelesaikan perbedaan dan konflik dengan cara yang baik dan damai. Mengomunikasikan perasaan, mendengarkan satu sama lain, dan mencari solusi yang saling menguntungkan adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk memperbaiki hubungan yang retak.

Sebagai masyarakat Muslim, kita harus menyadari bahwa perselingkuhan adalah perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama kita dan dapat membawa akibat buruk dalam kehidupan dunia dan akhirat. Selain merusak hubungan suami istri, perselingkuhan juga melanggar prinsip kesetiaan, kejujuran, dan keadilan yang menjadi dasar dalam agama Islam.

Dalam Islam, penting bagi pasangan suami istri untuk saling membangun kepercayaan dan menjaga komitmen satu sama lain. Pasangan harus berkomitmen untuk setia dan setiap tindakan yang melanggar kesetiaan tersebut harus dihindari. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Mu’minun ayat 6-7, “Kecuali kepada isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa yang mencari di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.”
Dalam Islam, ditekankan pentingnya memperkuat ikatan keluarga dan menjaga keharmonisan dalam rumah tangga. Suami dan istri harus saling mendukung, menghormati, dan memahami satu sama lain. Perselingkuhan dapat merusak ikatan ini, memicu konflik, dan menghancurkan rasa saling percaya.
Selain dampaknya terhadap suami dan istri, perselingkuhan juga dapat membawa konsekuensi sosial dan moral yang serius. Masyarakat muslim diharapkan untuk menghormati nilai-nilai keluarga yang kuat dan menjaga kehormatan diri sendiri serta keluarga lainnya. Perselingkuhan merusak citra dan reputasi individu serta menyebabkan ketidakstabilan sosial dalam masyarakat.
Agama Islam mengajarkan kepada umatnya tentang pentingnya introspeksi, penyesalan, dan taubat. Jika seseorang telah melakukan perselingkuhan, Islam memberikan kesempatan untuk bertaubat, memohon ampunan kepada Allah SWT, dan berusaha memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan. Dengan taubat yang tulus dan perubahan perilaku yang positif, seseorang dapat menghindari dampak negatif perselingkuhan dan memperbaiki hubungan dengan pasangan dan keluarga.
Dalam kesimpulannya, perselingkuhan dalam agama Islam adalah tindakan yang merusak dan bertentangan dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam. Agama Islam menekankan pentingnya membangun hubungan keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah berdasarkan kesetiaan, cinta, dan saling menghormati. Oleh karena itu, sebagai umat Muslim, kita diharapkan untuk menghindari perselingkuhan, menjaga keharmonisan dalam pernikahan, dan menciptakan lingkungan keluarga yang penuh dengan cinta, kerukunan, dan kebahagiaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *