PurnaWarta — Pergantian dan perputaran siang dan malam mempuyai manfaat-manfaat yang penting bagi manusia. Dan manfaat-manfaat ini tidak akan pernah didapatkan dan dirasakan oleh manusia ketika tidak adanya keteraturan. Keteraturan yang terjadi dari pergantian siang dan malam adalah keteraturan yang ajaib dan luar biasa. Adanya keteraturan yang ajaib dan luar biasa menunjukan adanya Pengatur Yang Mempunyai Ilmu Luas dan Kuasa.
Pengatur seperti ini tiada lain adalah Allah swt karena Dia adalah Yang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa. Lalu setelah itu dengan bantuan Burhan Tamanu dan ayat “Seandainya di langit dan di bumi ada tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa” maka pembuktian tauhid dan ke-Esa-an pun kita dapatkan yakni secara tidak langsung dari pergantian siang dan malam kita mengetahui dan memahami bahwasanya Allah itu satu.
Apa saja manfaat-manfaat pergantiang siang dan malam menurut al-Quran?
Begitu pentingnya pembahasan pergantian siang dan malam ini, dalam al-Quran kata siang dan malam diulang sebanyak 42 kali dan dengan kata matahari dan bulan diulang sebanyak 6 kali. Akan tetapi pada kali ini penulis akan membahas sebagian saja.
- وَ جَعَلْنَا اللَّيْلَ وَ النَّهارَ آيَتَيْنِ فَمَحَوْنا آيَةَ اللَّيْلِ وَ جَعَلْنا آيَةَ النَّهارِ مُبْصِرَةً لِتَبْتَغُوا فَضْلاً مِنْ رَبِّكُمْ وَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنينَ وَ الْحِسابَ وَ كُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْناهُ تَفْصيلاً
“Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran Kami), lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang benderang, agar kamu mencari karunia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.” (Surah Al-Isra, ayat 12)
Seorang Mufasir di zaman sekarang, Qiraati, berkenaan dengan ayat di atas dalam kitab tafsirnya mengatakan bahwa
- Pergantiang siang dan malam itu terjadi secara kebetulan semata akan tetapi ia membuktikan keberadaan Tuhan yang dengan hikmatnya mengurus semua ini.
- Ayat ini mengisyaratkan bahwa siang hari itu untuk bekerja dan berakatifitas dan malam hari untuk beristirahat.
- Kita harus berikhtiar dan berusaha untuk sampai pada sebuah keutamaan walaupun karunia dan keutamaan itu dari sisi Allah swt.
- Mempersiapkan diri untuk mencari rezeki.
- Rezeki itu dari Allah swt, maka jangan sampai kita sombong akan hal itu.
- Keteraturan yang ada di alam semesta itu bukan merupakan sesuatu yang sia-sia namun ia mempunyai sebuah tujuan. Adapun ukuran dari keteraturan ini adalah manusia.
- Siang dan malam membuat kita bisa mengatur urusan dan kegiatan kita.
- Dalam keteraturan alam semesta ini sudah dibentuk sedemikan rupa sehingga tidak akan ada yang bertentangan antar satu sama lain.[1]
- وَ هُوَ الَّذي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِباساً وَ النَّوْمَ سُباتاً وَ جَعَلَ النَّهارَ نُشُورا
“Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha.” (Surah Al-Furqan, ayat 47)
Dalam Majmul Bayan disebutkan bahwsanya (سبات) bermakna “istirahat” dan (نشور) bermakna “menyebar”.[2] Yakni Allah swt adalah Dia yang menjadikan malam sebagai pakaianmu sehingga engkau bisa beristirahat dari kelelahan di siang hari dan pada ayat yang lain dikatakan malam hari diciptkan sehingga engkau bisa menenangkan diri.[3] Serta tidur adalah perantara untuk memulihkan kembali stamina badan kita. Setalah itu Allah menjadikan siang supaya kita berpencar untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidup kita.[4]
Dari ayat di atas kita juga bisa mendapatkan beberapa point, seperti;
- Siang untuk bekerja dan malam untuk beristirahat.
- Karena siang datang maka kita pun harus bersiap untuk mengais rezeki Ilahi.
- Ketika malam datang maka kita pun bersiap untuk bersitirahat dan menenangkan diri dari setiap hiruk pikuk.
- Tidur adalah wasilah untuk memulihkan kembali stamina badan kita yang kelelahan setalah beraktifitas di siang hari.
- Siang adalah waktu kita berpencar dan menyebar untuk mengais rezeki Ilahi.
Jadi jika setiap manusia berdiri di sebuah tempat di bumi ini pasti akan merasakan hal ini yaitu bahwasanya pada alam ini terdapat sebuah keteraturan yang tepat, mendalam, dan mengherankan yang mana salah satunya adalah pergantian siang dan malam. Allamah Thaba Thaba’I mengatakan bahwasanya kalau seandainya tidak ada pergantian siang dan malam di muka bumi ini maka hakikat dari penciptaan ini tidak akan sampai pada tujuannya (semuanya adalah unsur untuk manusia sampai pada tujuan) dan sunah Ilahi (pergantiang siang dan malam) ini merupakan sebuah sunah yang ajaib dan tidak akan berakhir. Ini merupakan sebuah keteraturan yang datang dari Dzat satu, bukan sebuah “kebetulan” semata.[5]
Ringkasnya adalah sekarang kita memahami bahwa pergantian siang dan malam menurut al-Quran mempunyai peran dan manfaat penting dalam kehidupan mahluk hidup di muka bumi ini. Selain itu juga al-Quran hendak mengatakan bahwa hal ini merupakan sebuah keterauran yang datang dari Dzat satu yang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa.
[1] Tafsir Nur, jild 7, hal 28.
[2] Tarjumeh Majmul Bayan, jild 17, hal 209.
[3] Surah Yunus, ayat 67.
[4] Tarjumeh Majmul Bayan, jild 17, hal 209.
[5] Tarjumeh Al-Mizan, jild 1, hal 599.