Mengkaji Makna Kata Khalifah untuk Nabi Adam as (Part 1)

hikmah Yusuf

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Surah al-Baqarah, ayat 30)

PurnaWarta — Para Mufasir mempunyai pendapat yang berbeda untuk maksud dari khalifah pada ayat di atas;

Apakah maksud dari kata khalifah adalah pengganti dari orang-orang terdahulu yang mana sudah hidup sebelum Nabi Adam diciptakan? Kemudian karena mereka dan keturunannya sudah musnah maka dengan diciptakannya Nabi Adam dan Adam menjadi pengganti mereka maka Allah swt menjadikan Nabi Adam sebagai khalifah?

Ataukah maksud dari khalifah adalah Adam dan keturunannya merupakan pengganti Allah swt (di muka bumi). Adapun tujuannya adalah Adam sebagai perwujudan dari Asma dan Sifat-sifat Tuhan dan kekhalifahan ini merupakan predikat umum untuk setiap manusia lalu para Nabi Allah dan kekasih-Nya adalah yang paling sempurna (dalam asma dan sifat-sifat).

Sekarang kita akan mengkaji hal ini ketika ayat mengabarkan bahwasanya Allah swt berbincang dengan para malaikat ketika hendak menciptakan khalifah.

Pertama

اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ

” Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana?”

Kedua

نَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ

“Sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?”

 

Potongan ayat pertama mengabarkan pada kita bahwa khalifah adalah mereka yang dulu pernah tinggal di muka bumi. Buktinya adalah malaikat menisbatkan mereka dengan pertumpahan darah. Kemudian dengan melihat bahwa maksud dari khalifah adalah orang-orang terdahulu juga maka malaikat mengerti bahwa Adam adalah sejenis manusia seperti orang-orang terdahulu yang mana akan melakukan kerusakan di muka bumi dan melakukan pertumpahan darah. Kalau tidak begitu dari mana malaikat tahu bahwa khalifah akan melakukan pertumpahan darah dan melakukan kerusakan.

Akan tetapi ada alasan lain mengapa malaikat berbicara demikian. Yaitu dengan melihat keadaan khalifah akan menetap nanti. Karena Allah swt telah menjelaskan keadaan sekitar dari khalifah yaitu “Aku hendak menciptakan khalifah di bumi.” Sungguh sangat jelas bahwasanya muka bumi merupakan alam materi dan makhluk bumi merupakan makhluk yang terdiri dari potensi materi juga maknawi yang mana mempunyai syahwat dan amarah. Dan potensi-potensi mampu menimbulkan sikap-sikap untuk melakukan kerusakan dan pertumpahan darah di muka bumi.

Lebih jelasnya yaitu khalifah seharusnya seperti Dzat Yang Menciptakan (Tuhan). Yakni sebagaimana Tuhan itu suci dan bersih juga terjauh dari hal-hal tercela juga buruk maka khalifah pun harus seperti itu. Karena makhluk bumi terdiri dari unsur maknawi dan materi maka pastinya mereka tidak akan pernah terlepas dari berbuat buruk dan juga pertumpahan darah. Lalu bagaimana bisa makhluk seperti ini bisa menjadi seorang khalifah.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *