PurnaWarta — Dalam sebuah ayat kita akan menemukan bahwa al-Quran turun di bulan ramadhan. Al-Quran lebih menjelaskan lagi kepada kita bahwa malam turun al-Quran itu dinamakan malam lailatul qadr. Lalu dari mana kita mengetahui bahwa al-Quran diturunkan di malam qadr, kita bisa mengetahuinya dari dhamir (anzalnahu) bahwa sudah sangat jelas bahwa dhamir tersebut kembali pada al-Quran. Dan Allah swt memakai dhamir di sini adalah karena hendak menunjukan keagungan al-Quran sendiri.
“Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam kemuliaan. Tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr 1-5).
Dengan dhamir (nahnu) ini juga menunjukan kebesaran dari al-Quran sendiri yakni Allah swt menisbatkan dirinya sendiri dalam proses menurunkan al-Quran.
Apabila kita menggabungkan ayat ini dengan ayat yang berada dalam surat al-Baqarah maka dapat ditentukan bahwa al-Quran itu diturunkan di malam qadr pada bulan Ramadhan, namun di malam apa? kita tidak bisa menemukan jawabannya di dalam al-Quran. Maka dari itu kita harus menemukannya di dalam riwayat.
Pertanyaan yang sering kita temukan bahwa kita mengetahui bahwa al-Quran turun selama 23 tahun, lalu bagaimana kita menanggapi ayat di atas? Seperti yang telah ilmuwan al-Quran sebuatkan bahwa al-Quran mempunyai dua proses penurunan yaitu tadriji dan daf’i.
Ada yang mengatakan juga bahwa pada malam qadr adalah malam pertama diturunkannya ayat al-Quran, namun pendapat ini bertentangan dengan dzahir ayat sendiri bahwa Allah swt menurunkan al-Quran bukan ayat al-Quran.
Dalam ayat selanjutnya untuk menjelaskan kebesaran malam qadr, Allah swt bertanya bahwa wamaa adrakama lalilatul qadr? Apa yang kamu ketahui tentang malam qadr?. Seketika Allah swt langsung menjawab bahwa malam qadr itu lebih baik dari pada seribu malam. kalau kita perhatikan bahwa Rasulullah saw saja dengan ilmunya yang begitu luas saja sebelum ayat ini turun tidak mengetahuinya. Hal ini bisa menunjukan kebesaran dari malam ini.
Seperti yang kalian ketahui bahwa seribu bulan itu hampir melebihi 80 tahun. Begitu berharganya malam ini sehingga satu malam sebanding dengan satu masa hidup manusia.
Dalam salah satu tafsir disebutkan bahwa Rasulullah saw menceritakan kisah empat orang bani Israil yang beribadah selama 40 tahun kepada Allah swt tanpa disertai berbuat maksiat. Lalu para sahabat berharap untuk bisa mendapatkan taufik tersebut dan saat itulah turun ayat ini bahwa malam qadr itu lebih baik dari pada seribu bulan.
Lalu apakah seribu bulan ini menjelaskan taktsir atau te’dod ? maka sebagian mufasir menjelaskan bahwa di sini bermakna taktsir. Namun apabila kita melihat riwayat di atas maka seribu bulan di sini menjelaskan te’dod.
Tanazalul dengan bentuk fiil mudharenya bermakna keberlangsungan yakni bahwa malam qadr bukan hanya terjadi di zaman Rasulullah saw saja melainkan sampai sekarang dan terulang setiap tahun.
Ada perbedaan diantara para mufasir tentang memaknai kata ruh di sini. sebagian menafsirkan ruh dengan malaikat Jibril Amin atau dinamakan juga dengan Ruhul Amiin. Namun ada juga yang menafsirkan bahwa ruh adalah sesosok mahluk fauqa malaikat yakni makhluk di atas malaikat.
Imam Shadiq as suatu saat ditanya apakah ruh bermakna malaikat. Imam as menjawab
“جبرئيل من الملائكة، و الروح اعظم من الملائكة، ا ليس ان اللَّه عز و جل يقول: تنزل الملائكة و الروح”؟
“Jibril adalah malaikat dan Ruh lebih agung dari malaikat. Bukankah Allah swt berfirman, tanazalul malaikatu war ruh?”
“min kulli amrin” bermakna bahwa malaikat turun di malam itu untuk menentukan takdir serta membawa kebaikan dan keberkahan.
Ta’bir dari Rabbihim adalah bahwa hal ini bersandar pada rububiyat alam semesta ini atau bisa dikatakan juga karena Allah swt adalah Yang Maha Mengurus Alam Semesta ini. Dan hal ini terdapat hubungan yang sangat erat dengan pekerjaan para malaikat yang bertugas untuk mengurus takdir di malam itu.
“Salamun hiya hatta mat lail fajr” , malam ini adalah malam yang bukan hanya diturunkan al-Quran dengan kebesaranya, pahala dari ibadah dan menghidupkan malamnya sebanding dengan seribu malam, malaikat dan ruh turun di malam ini, juga rahmat dan berkah Ilahi pun turun di malam qadr ini. Maka dari itu malam ini adalah malam yang penuh dengan keselamatan.
Sebagian mufasir menafsirkan bahwa di malam ini, para malaikat datang menyampaikan salam kepada para mukminin atau kepada Nabi Saw dan para Maksumin as sebagai pengganti beliau.