Kisah Hikmah: Baginda Nabi Muhammad Saw Pernah Marah Tatkala Non Muslim Ditampar

hikmah Yusuf

Purna Warta — Rasulullah saw adalah pria pilihan Allah swt yang menjadi Nabi dan Allah menjadikan beliau sebagai uswah juga teladan sempurna bagi umat manusia.

Walaupun penyebar dan pemaaf, tapi kalau sudah sampai menyakiti orang lain, apalagi yang berbeda agama, Rasulullah SAW adalah orang yang paling duluan marah. Rasulullah pernah marah, tetapi bukan karena dirinya disakiti, namun karena ada orang non-Muslim yang ditampar.

Ustadz Ahong dalam cuitannya menyebut sebuah kisah dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim. Dulu pernah terjadi perselisihan antara seorang Muslim dan Yahudi. Cerita bermula ketika seorang Yahudi sedang menawarkan barang dagangannya kepada seorang Muslim.

Lalu seorang Muslim tersebut ‘membalas’ dengan sesuatu yang dibenci seorang Yahudi itu. Tidak terima, orang Yahudi mengucapkan sumpah serapah. Ia juga memuji Nabi Musa AS berlebih. Karena menganggap orang Yahudi itu berlebihan memuji Nabi Musa, dan menganggap meremehkan Rasulullah

Muslim tersebut tidak terima. Dia bergegas mendekati orang Yahudi tadi dan langsung menamparnya. “Engkau mengatakan, demi Dzat yang telah memilih Musa atas semua manusia, sedangkan ada Nabi Muhammad di antara kita?” kata seorang Muslim tersebut kepada seorang Yahudi itu.”

Seorang Yahudi tersebut kemudian lapor kepada Rasulullah. Ia tidak terima ditampar oleh seorang Muslim tadi. Rasulullah tak setuju dengan sikap pria Muslim tadi. Beliau malah membela Yahudi tersebut. Rasulullah memarahi Muslim itu dan bertanya kepadanya apa alasan menampar Yahudi tadi

“Bayangkan, menampar orang non-Muslim saja dimarahi Rasulullah, apalagi sampai membunuhnya atas nama agama. Mereka pun tidak menyakiti kita. Kita bisa membayangkan bagaimana marahnya Rasulullah pada umatnya yang melakukan kekerasan atas nama agama”, Tegas Ustad Ahong.

Selain bunuh diri itu tidak dibenarkan dalam Islam, membunuh non-Muslim yang tak berdosa pun mendapat ancaman dari Rasulullah, dan orang itu tidak akan mendapat kesempatan mencium bau surga. Mari jaga pesatuan dan kesatuan kita sebagai anak bangsa. Berbeda, tapi tetap satu jua.

Baca juga: Perbedaan Antara Ilmu dan Wahyu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *