PurnaWarta — Islam dan moral tidak akan pernah terputus. Yakni orang-orang yang beragama Islam seharusnya merupakan orang yang bermoral. Yakni mereka adalah orang-orang menerepkan etika dan akhlak dalam kehidupan sehari-harinya. Seperti orang yang beragama Islam adalah mereka yang bersabar.
Sabar Adalah Jantung Iman
Selain itu, Imam Ali ra berkata bahwa kedudukan sabar terhadap iman, seperti kepala terhadap anggota badan. Siapa saja yang tidak punya rasa sabar, tidak akan bisa mencicipi iman yang sempurna.[1]
Kalau seorang siswa atau santri yang beriman tidak mempunyai rasa sabar maka ketika dalam ujian, ia mendapatkan pertanyaan sulit maka ia akan bersabar supaya ia tidak melakukan hal-hal yang melanggar peraturan ujian. Namun Anda bisa bayangkan sendiri kalau ia tidak mempunyai kesabaran maka ia pun akan bertanya pada teman di sampingnya atau berbuat curang. Namun ketika ia memilih untuk bersabar, niscaya bahwa ia telah merasakan iman yang utuh.
Imam Ali ra berkata “Wahai kalian, bersabarlah. Karena siapa saja yang tidak punya kesabaran maka ia tidak mempunyai agama.”[2]
Sabar Memang Pahit, Namun Manis Hasilnya
Imam Baqir ra berkata ketika ayahku, Ali Bin Husain, menjelang kesyahidan, ia mendekapkanku pada dadanya dan berkata: wahai anakku, aku menasihati engkau seperti apa yang dinasihatkan kakekmu kepada ku ketika menjelang kesyahidannya ialah bersabarlah atas kebenaran meskipun itu perih juga pahit.[3]
Sebuah penyair mengatakan,
Sabar dan kemenangan, keduanya adalah sahabat lama,
Setelah sabar, datang kemenangan,
Sabar itu pahit, namun akibatnya buah manis penuh manfaat.
Sabar Di Masa Keghaiban Imam Mahdi
Jika ada seorang anak yang begitu mencintai ayahnya dan ayahnya pun begitu menyayangi anaknya, maka keduanya pun akan saling merindukan waktu bertemu. Mereka akan bersabar dengan waktu yang memisahkannya. Begitu pun dengan kami para pencintamu, Wahai Sahibuz Zaman. Semoga Allah swt memberikan kesabaran yang indah dalam diri kami supaya kami bisa mempersiapkan kedatanganmu dengan sempurna. Layaknya orang yang punya rumah menyiapkan segala sesuatu untuk seorang tamu yang istimewa. Sesungguhnya para musuh Allah melihat jauh hari kedatanganmu, namun kami melihatnya dekat.
[1] Dikutip dari akhlaq dar putuv-e quran va hadits, hal 382. Dikutip al-Kafii. Jild 2, hal 89.
[2] Mizanul Hikmah. Jild 6, hal 2963, no 10067
[3] Dikutip dari akhlaq dar putuv-e quran va hadits, hal 382. Dikutip al-Kafii. Jild 2, hal 89