Purna Warta — Di hari ini mungkin masih ada orang tua yang tidak mengenal dan tahu kedudukan anak dalam keluarga. Sehingga mereka menganggap enteng atau bahkan acuh tak acuh pada mereka, misalnya akan pendidikan mereka.
Memang benar adanya. Sayidina Ali berkata, “Annasu ‘adaau’ ma jahiluu” yang artinya bahwa manusia adalah musuh ketidaktahuan dirinya.
Maka dari itu, ada kemungkinan bahwa sikap acuh tak acuh dan menganggap remeh akan anak adalah karena orang tua tidak mengetahui pentingnya kedudukan anak dalam keluarga.
Dalam agama Islam, Qur’an dan Riwayat adalah dua sumber dari sekian sumber pengetahuan. Penting kiranya, apabila kita mencari tahu bagaimana kedudukan anak dalam sebuah keluarga, sehingga diharapkan ketika para orang tua sudah mengetahui kedudukan anak maka mereka akan sangat mementingkan pendidikan anak mereka.
Pertama, bahwa anak-anak adalah harapan dan yang menemani hari-hari orang tua. Mungkin hal ini bisa diambil dari kisah Nabi Zakaria yang berdoa kepada Allah swt untuk memberikan anak sehingga beliau tidak hidup sendiri.
Dalam surah An-Biyya ayat 89, “Dan (ingatlah kisah) Zakaria, ketika ia berdoa kepada Tuhannya, ‘Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan) dan Engkaulah ahli waris yang baik.”
Kedua, bahwa anak-anak adalah nikmat Tuhan yang paling besar. Dinukil dari kitab Mustadraakul Wasail, bahwa suatu ketika seseorang berkata, “Anak itu merupakan sesuatu yang buruk dan menyusahkan. Ketika ia mati, ia akan membuatku susah.”
Lalu Imam Zainal Abidin ra ketika mendengar hal ini berkata, “Aku bersumpah atas nama Allah bahwa dia telah berkata bohong! Anak-anak adalah nikmat yang paling besar. Doa anak-anak untuk orang tua, diijabah Allah swt dan ketika anak-anak meninggal dunia maka mereka bisa memberikan syafaat di hari akhir.
Ketiga, bahwa berkah tidak akan turun pada rumah yang di sana tidak ada anak-anak. Dinukil dari kitab Kanzul Umal, bahwa Nabi saw bersabda pada Ibn Abas, “Wahai Putra Abas! Tidak akan turun kebaikan dan keberkahan pada sebuah rumah yang di sana tidak ada anak-anak.”
Dan ketiga hal ini adalah contoh-contoh ayat al-Quran dan riwayat yang menyatakan kedudukan anak-anak dalam keluarga. Masih banyak riwayat yang menyatakan hal ini. Maka dari itu diharapkan, setelah mengetehui masalah ini, para orang tua bisa memperbaiki sikap dan pandangan mereka terhadap anak-anak mereka. (Sutia)