PurnaWarta — Islam tidak melarang umatnya untuk menjadi kaya raya. Asalkan kekayaannya tersebut bermanfaat untuk dirinya, keluarganya, oranglain, agamanya, dan akhiratnya. Namun Islam juga menasihati umatnya untuk mengambil secukupnya saja dari dunia.
Salah satu bukti bahwa agama Islam tidak melarang umatnya untuk menjadi orang kaya adalah dengan adanya sejarah yang menceritakan mengenai seorang Nabi yang kaya raya seperti Nabi Sulaiman as. Akan tetapi kekayaannya tersebut digunakan di jalan Allah swt dan tidak membuat Nabi Sulaiman sombong seperti apa yang dilakukan oleh Qarun.
“Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat.” (Surah Al-Qashash, ayat 76)
Sejarah menceritakan pada kita bahwasanya Qarun adalah orang kaya raya di zaman Nabi Musa as yang mana ia merupakan orang kaya raya dzalim nan sombong juga kufur nikmat sehingga Allah swt menenggelamkan hartanya ke dalam tanah. Jika demikian maka menjadi kaya raya merupakan sebuah kerugian karena membahayakan akhirat kita.
Namun bagi mereka yang tidak mempunyai kemampuan seperti Baginda Nabi Sulaiman as yakni tetap beriman dan bertakwa kepada Allah swt, hendaknya mengambil dunia secukupnya saja.
Imam Kadzim ra berkata, “Lukman al-Hakim berkata pada anaknya: Wahai anakku! Ambillah dunia sesuai kebutuhanmu (secukupnya) dan janganlah terlalu menyibukkan dirimu terhadap dunia yang mana akan membahayakan akhiratmu dan juga janganlah engkau menjauh dari dunia sehingga engkau akan menyusahkan orang sekitarmu!”
Sungguh sebuah hadits yang sangat indah dari Imam Kadzhim ra. Dari hadits di atas kita dapat memahami bagaimana kita harus hidup di dunia ini. Islam adalah agama yang indah yakni melihat akhirat dan tak menutup mata dari dunia.
Dalam pembahasan selanjutnya kita akan membahas mengenai hadits di atas.