PurnaWarta — Salah satu tanda yang paling penting untuk Insan Salim adalah mempunyai akal. Kesehatan badan dan psikologi berada di bawah naungan akal. Akal merupakan sebuah alat yang bisa membedakan baik dan buruk. Akal juga mampu mengantarkan insan untuk mendapatkan makrifat dan mengenal alam semesta, mengenal diri sendiri, mengenal kedudukan diri sendiri dalam tatanan penciptaan, mengenal tujuan, dan perantara untuk sampai pada tujuan-tujuan.
Selain itu Allah swt akan menghiasinya dengan akhlak yang baik dan jiwa yang sehat. Sedangkan ia menjadi seorang hamba yang taan dan mendapatkan pahala. Allah menjadi Dzat Yang Terkasih untuknya sehingga ia tidak membutuhkan lagi teman dan kekasih selain-Nya.
Allah swt Yang Maha Pengasih memberikan ukuran-ukuran yang bisa dijadikan sebagai maslahat dan hikmah dan Allah membuatnya terjadi. Sebagian adalah sesuatu yang menyenangkan dan sebagian merupakan hal yang dibenci. Namun hal yang dikehendaki oleh Allah swt pastinya adalah kemaslahatan dan kebaikan untuk hamba-Nya. Seperti yang difirmankan dalam al-Quran:
وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Surah al-Baqarah, ayat 216)
Di sini lah seorang hamba yang mukmin mempercayai Allah swt; menitipkan pekerjaannya kepada-Nya dan ia mengetahui bahwasanya dalam setiap perkara Ilahi tersembunyi kebaikan di dalamnya. Oleh sebab itu pengetahuannya membuat ia senang dan ridha serta ia akan mendapatkan ketenangan hakiki.
Ia bertawakal kepada Allah. Yakni ia yakin bahwa setiap makhluk tidak bisa memberikan manfaat dan bahaya kepadanya kecuali atas izin-Nya. Ia mencabut harapan dan tamak sementara dari setiap makhluk dan menggantungkan dirinya pada Allah swt, dan hatinya mendapatkan kekuatan dari dampak tawakal.
Dikarenakan pengetahuannya terhadap Allah swt, ketika ia dalam keadaan yakin dan berharap kepada-Nya, ia pun takuk kepada-Nya. Ini bermakna bahwa ia mengetahui bahwasanya Dia Maha Melihat dan Mendengar apa saja yang dilakukan dan dikatakannya. Setiap amal baik dan buruk yang dilakukan, Allah swt mengetahuinya. Pengetahuan ini akan membuatnya terhalang dari melakukan perbuatan yang tercela. Yang mana pengetahuan yang telah bercampur dengan keyakinan.