Purna Warta – Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamanei kerap menyampaikan secara terbuka perspektifnya mengenai ibadah haji yang disampaikannya melalui pesan haji setiap tahunnya. Pandangannya mengenai filosofi haji pun dapat diketahui dari pesan-pesan haji tersebut.
Pada pesan hajinya tahun 2020, ia menyoroti dimensi individu dan sosial ibadah haji, serta mengaitkannya dengan konsep Baraah.
Ayatullah Khamenei dalam pesannya kepada jemaah haji, pertama-tama menjelaskan sebagian dimensi spiritual dan maknawi haji. Beliau mengawali pesannya dengan Surat Hajj ayat 27.
“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh,”
Sehubungan dengan ayat ini, Ayatullah Khamenei menerangkan, “Lantunan seruan indah ini kembali menyentuh setiap hati dan mengundang umat manusia dari setiap abad dan masa untuk berhimpun pada poros Tauhid,”. Oleh karena itu, Pemimpin Besar Iran yang disebut juga Rahbar ini menyebut haji sebagai poros Tauhid yang di dalamnya ditegaskan tentang keesaan dan keagungan Tuhan, dan berdasarkan perintah-Nya manasik haji yang dihadiri jutaan Muslim, dilaksanakan.
Ayatullah Khamenei menggambarkan ibadah haji dalam agama Islam sebagai berkah dan karunia agung, sekaligus peluang besar yang dianugerahkan Allah swt. Rahbar berkata, “Memandang haji harus melihatnya sebagai berkah dan peluang besar yang dianugerahkan Allah swt. Kelebihan haji dibandingkan ibadah dan ajaran Islam lainnya adalah aspek global dan internasionalitasnya. Doa yang panjatkan setiap Muslim di dalam hatinya di hadapan Allah swt memiliki manifestasi global dan internasional dalam ibadah haji. Semua Muslim bersama-sama, dengan segala bentuk perbedaan bahasanya, ras dan etnisnya, maupun perbedaan tradisi budayanya masing-masing; semua khusuk….”
Selain sebagai ibadah ritual, haji juga memiliki dimensi politik. Dari dua dimensi ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menjelaskan dua dimensi berbeda yang saling melengkapi. Ayatullah Khamenei berkata,”Haji memiliki dimensi individual sekaligus sosial yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan keduanya. Praktek individu haji milik masing-masing jemaah haji; Setiap peziarah yang menunaikan ibadah haji dan umrah harus menghubungkan dirinya dengan Allah swt, memohon ampunan-Nya dan menyiapkan untuk membina dirinya sendiri,”.
Rahbar menegaskan, “Dalam al-Quran dijelaskan berbagai ayat mengenai haji, seperti seruan untuk bertakwa; setiap jemaah haji terhormat yang menerima berkat luar biasa ini harus berpikir untuk mengembangkan kapasitas mereka sendiri dengan beristigfar, berdoa memohon ampunan kepada Allah swt, sekaligus meminta kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk masa depan mereka dan kehidupannya. Ini adalah aspek pribadi haji.”
Di sisi lain, Pemimpin Besar Revolusi Islam Islam menunjukkan dimensi sosial ibadah haji, dan menyerukan kepada semua orang untuk menjaga persatuan dan solidaritas, serta kewaspadaan umat Islam melawan berbagai bentuk sabotase, perpecahan dan hasutan musuh-musuh Islam.
Ayatullah Khamenei mengatakan, “Haji adalah manifestasi dari umat Islam, contoh yang paling jelas dan dalam. Dari mana-mana umat Islam berkumpul bersama dan betapa luar biasa kesempatan untuk berbicara satu sama lain, berempati satu sama lain, saling mendengar rasa sakit satu sama lain dan untuk mengungkapkan simpati satu sama lain. Hal ini menjadi satu titik yang bertentangan dengan kehendak musuh-musuh Islam di sepanjang masa, khususnya pada periode ini ketika musuh memprovokasi umat Islam supaya berbaris saling menyerang satu sama lain. Lihatlah perilaku Amerika yang sombong dan kriminal saat ini. Kebijakan utamanya terhadap Islam dan Muslim adalah menghasut perang. Muslim harus waspada dan menyadari kebijakan jahat ini. Haji adalah dasar bagi kesadaran, dan ini adalah filosofi baraah dalam ibadah haji dari kaum musyrik dan sombong.”
Ayatullah Khamenei mengungkapkan aspek lain ibadah haji sebagai bentuk pertukaran pengalaman bangsa-bangsa dunia untuk kebaikan bersama. Rahbar menjelaskan. “Aspek lain dari haji adalah pertukaran pengalaman satu sama lain. Banyak negara Islam memiliki pengalaman; misalkan bangsa Iran memiliki pengalaman dalam menghadapi musuh; mengidentifikasi, tidak mempercayai dan tidak memandangnya sebagai teman. Kami memiliki pengalaman tersebut, dan tidak melakukan kesalahan dalam mengidentifikasi teman dari musuh. Sejak awal Revolusi hingga sekarang, kita telah memahami dan mengetahui musuh sebenarnya, musuh yang keras kepala dan gigih, adalah imperialisme global dan Zionisme. Kami mengerti itu.”
Di tempat lain beliau berkata: “Bahkan jika musuh memberi kita biji kurma, kita tidak tidak tahu mungkin saja di dalamnya mengandung racun yang mematikan!
Ayatullah Khamenei menyingung langkah musuh-musuh Islam yang mencoba melemahkan umat Islam dengan berbagai cara, termasuk dengan menjadikan haji sebagai ibadah individu saja, dan tidak memiliki dimensi sosial sama sekali.
Mereka mencoba memisahkan agama dari politik, tapi Republik Islam membuktikan kepada dunia bahwa Islam dapat mengelola bidang politik dengan cara terbaik. Dalam hal ini, Rahbar mengatakan, “Haji memiliki karakteristik sebagai manifestasi dari perpaduan antara spiritualitas dan politik, spiritualitas dan materialitas, juga dunia dan akhirat.”.
Baarah atau berlepas diri dari orang-orang Musyrik secara tegas sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan merupakan salah satu aspek terpenting dari ibadah haji. Dengan demikian, Baraah dianggap sebagai konsep yang diperkenalkan oleh Ayatullah Khamenei kepada dunia.
Rahbar juga memandang Baraah terhadap orang-orang Musyrik sebagai berkah bagi ibadah Haji. Beliau mengungkapkan, “Kami percaya, berkat bimbingan Imam Khomeini, Konsep baru dari ibadah haji telah jelas bagi orang-orang Iran, dan haji disertai dengan gerakan pembebasan melawan para musyrik, dan pada saat yang sama haji disertai dengan persatuan umat Islam,”.
Haji merupakan manifestasi dari ayat yang artinya “Keras terhadap orang-orang kafir, yang berkasih sayang terhadap sesama muslim,” Di bagian lain, Rahbar mengatakan, “Baraah berarti membenci semua kekejaman, penindasan, keburukan, merusakan dan kekejaman kapan saja, dan di mana saja. Berdiri menghadapi segala bentuk paksaan dan pemerasan yang dilkukan kubu arogan saat ini. Salah satu berkah haji yang luar biasa adalah menjadi kesempatan bagi negara-negara Muslim yang tertindas. Hari ini, Baraah terhadap Musyrik dan kekufuran, terutama ditampilkan Amerika Serikat, berarti membenci penindas dan penyulut perang. Ini hanya beberapa dari berkah haji Ibrahim yang diserukan Islam murni untuk kita semua”.