Belajar Hikmah dari Matsnawi Jalaludin Rumi

PurnaWarta — Maula Rumi dalam Matsnawinya bercerita bahwa ada seorang ustadz sebuah madrasah mempunyai banyak murid (zaman dahulu santri-santri sering mengganggu ustadz). Dalam hati santri-santri  berkata, “Kita harus mencari cara agar suatu hari kita libur dari pengajian ustadz.” Dan akhirnya para santri pun memerankan sebuah sandiwara.

Esok harinya, seorang santri yang tiba paling awal berkata kepada ustadz yang sedang duduk.

“Ustaz.. Sepertinya hari ini keadaan ustadz kurang baik ya?”

“Tidak. Keadaan Ustadz baik-baik saja. Sudah cepat duduk!” Jawab Ustaz.

Lalu seorang santri yang lain datang dan berkata, “Wajah Ustaz pucat sekali! Sakit apa Ustadz?”

Sang Ustadz pun dengan tenang berkata, “Cepat duduk dengan temanmu! Ustadz baik-baik saja.”

Santri ketiga pun datang dan berkata yang sama seperti teman-temannya kepada Sang Ustadz. Kali ini ia menjawab lebih lemah dan berkata dalam hatinya, “Mungkin hari ini saya kurang enak badan.”

Para santri mengatakan hal yang sama ketika mereka tiba di madrasah. Lalu Sang Ustadz berkata, “Anak-anak! Hari ini Ustadz kurang enak badan. Pengajian hari ini libur ya. Pulanglah kalian ke rumah!”

Dalam sebuah riwayat, Imam Musa Kazim berkata, “Wahai Hisyam! Janganlah kamu terkena omongan orang lain secara perlahan.”

Dari hadits tersebut penulis hendak mengatakan bahwa kita harus pegang teguh keyakinan kita. Jangan sampai kita termakan oleh omongan orang lain.

Murtadha Muthahri mengatakan bahwa kalau seandainya kamu mengetahui bahwa yang ada di tanganmu itu adalah buah apel maka siapa saja yang ketika melihatmu mengatakan “Wah! berlian dari mana tuh?” Janganlah termakan omongan mereka secara perlahan.

Maka dari itu janganlah kita bersandar pada omongan masyarakat.kita harus mampu memilah dan memilih keyakinan kita dengan benar menggunakan akal sehat dan fitrah kita. Jikalau keyakinan kita itu benar maka walaupun yang lain berkata macam-macam, jangan gemetar menghadapi mereka. Tegar dan perjuangkanlah keyakinan kita yang benar itu. Sekali lagi jangan termakan omongan orang lain. (Sutia)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *