PurnaWarta — “Ketauhilah bahwa al-Quran adalah penasihat yang tak akan mengkhianati, penuntun yang tak akan menyesatkan, dan pembicara yang tak akan membohongi. Tidak ada seorang pun yang duduk bersama al-Quran kecuali ia mendapatkan tambahan atau pengurangan yaitu tambahan dalam hidayah serta pengurangan untuk kebutaan dan kesesatan.” Amirul Mukminin, Ali bin Abi Thalis as.
Salah satu permasalahan yang banyak ditemui di jaman sekarang adalah akhlak buruk sebagian para pemuda. Perang budaya timur dan barat di Indonesia memang sudah terjadi sejak dulu dan sekarang efeknya sudah terasa.
Sayangnya sebagian budaya barat yang tak seharusnya ditiru, mereka mengikutinya dan yang seharusnya ditiru, mereka mengabaikannya. Misalnya para pemuda, mereka hanya meniru pergaulan bebasnya saja, namun sikap rajin membaca dan menulis orang barat, mereka pura-pura tidak tahu menahu.
Penulis menyangka terjadinya kebobrokan moral sebagian pemuda, khususnya pemuda muslim, di jaman sekarang adalah jauhnya mereka dari al-Quran. Mereka tidak mengetahui hakikat dari al-Quran. Mereka hanya menjadikan al-Quran sebagai bacaan (sebut saja sebuah mantra) di kala mereka ketakutan ketika menghadapi suasana angker, atau bisa saja al-Quran hanya untuk menghiasi acara-acara peringatan kematian saja. Padahal al-Quran adalah kitab petunjuk agar manusia bisa sampai pada rahmat Ilahi. (lihat surah al-An’aam ayat 155)
Atau bisa jadi sebagian dari pemuda itu adalah mereka yang kehilangan arah mereka. Mereka tidak mengetahui tujuan dari hidup ini. Pemuda yang mengetahui bahwa tujuan mereka adalah sampai pada kesempurnaan, maka ia tak melupakan al-Quran dan apalagi kalau harus meninggalkannya. Justru ia akan mempelajari al-Quran, ia akan selalu mencoba untuk mencintai dan bersahabat dengan al-Quran, sehingga ketika ia telah bersahabat dengan al-Quran, ia akan mendapatkan pengetahuan darinya, bahkan al-Quran yang akan memberikan rahasia-rahasianya. Hal ini senada dengan apa yang dikatakan oleh seorang ulama tafsir kebanggan Indonesia di jaman sekarang, Quraish Shihab, beliau menulis:
“..Pakar (tafsir al-Quran) berkata “Jika Anda ingin berbicara dengan Allah, maka berdoalah, dan jika Anda ingin Allah berbicara dengan Anda, maka bacalah al-Quran. Bersahabatlah dengan al-Quran.” Setelah itu beliau berkata “Karena sahabat akan menyampaikan kepada sahabatnya rahasia-rahasianya, yang tidak disampaikan kepada siapa yang sekedar berkenalan dengannya. Yakinlah bahwa jika Anda bersahabat dengannya dan bermohon kepada Allah, pasti yang Anda dapatkan akan lebih banyak dari pada usaha Anda.” [2]
Dengan ihwal seperti ini para pemuda harus sering duduk membaca dan mempelajari al-Quran, sehingga ia selalu mempunyai penasihat dan penuntun yang mengingatkan ke jalan yang lurus. Imam Ali as berkata “Ketauhilah bahwa al-Quran adalah penasihat yang tak akan mengkhianati, penuntun yang tak akan menyesatkan, dan pembicara yang tak akan membohongi. Tidak ada seorang pun yang duduk bersama al-Quran kecuali ia mendapatkan tambahan atau pengurangan yaitu tambahan dalam hidayah serta pengurangan untuk kebutaan dan kesesatan.”[3]
[2] Kaidah Tafsir, Quraish Shihab, Hal 23
[3] Mizan al-Hikmah, Jild 10, hal 4805.