Purna Warta — Dari sepenggal perbincangan ini saya mencoba mengikat makna yang mana segala sesuatu yang kita ketahui tentang hal-hal yang rasional terkadang bisa dipatahkan. Atau mungkin sesuatu ini rasional hanya pengetahuan kita saja yang tidak sampai pada pengetahuan tersebut, sehingga kita menyebutnya di irasional.
Seperti peristiwa yang terjadi dengan nabi Zakaria, ketika ia berputus asa dari mempunyai anak karena ia sudah tua dan sepengetahuannya bahwa sang istri mandul, ia berdoa kepada Tuhan, dan meminta jawaban Tuhan dengan pasrah kepada-Nya. Lalu terjadilah sesuatu di luar rasional manusia, bahwa ia akan dianugerahi seorang anak.
Kawan ketika angan-angan disertai dengan doa dan keyakinan penuh pada Tuhan, maka ia akan berubah menjadi harapan. Mungkin kata-kata ini juga lebih tepat digunakan dan diamalkan untuk saya pribadi. Tatkala kita terjatuh di dalam kehidupan ini, merasa terasingkan dari lingkungan, merasa bahwa kita hidup sendiri, maka yakinlah bahwa ada Wujud yang Kuat, yang Maha Lembut, yang Maha Mengetahui dan yang Maha merindukan rintihan dan tangisan hamba-Nya yang akan selalu bersedia membantu. Sehina apa pun kita, sebesar apa pun dosa kita, kembalilah pada jalan akal dan fitrah mu, jangan pernah berpaling dari ke dua itu, sesungguhnya Tuhan ada pada keduanya.
Mungkin ini, hanya sebuah ikatan makna saya, terserah apakah pembaca ingin menyatakan tafsiran atau hanya sebuah catatan yang sumber inspirasinya adalah ayat al-Quran. Semuanya dikembalikan lagi pada pembaca.