PurnaWarta — Syukur bermakna berterima kasih dan menghargai atas nikmat-nikmat yang telah Allah swt anugerahkan dan berikan kepada hamba-hamba-Nya. Bersyukur adalah manifestasi dari kehambaan kita. Seperti yang telah dikatakan oleh Al-Quran di atas. Jika kita hanya menyembah-Nya, maka kita harus bersyukur.
وَ اشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُون
“Bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya”[1]
Mungkin ayat ini ingin menyatakan bahwasanya salah satu kewajiban dari seorang hamba adalah bersyukur atas segala nikmat-nikmat yang telah dianugerahkan Allah swt kepada makhluk-Nya.
Selain itu bahwasanya Allah memberikan kita penglihatan, pendengaran, dan perasaan adalah nikmat-nikmat-Nya yang harus kita syukuri setiap detiknya.
وَ جَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَ الْأَبْصارَ وَ الْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُون
“Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.” [2]
Ketauhilah bahwasanya Allah swt menjanjikan kepada kita, ketika kita bersyukur maka Dia akan menambah nikmat-Nya. Namun apabila kita kufur atas nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan maka nantikanlah azab Allah yang pedih.
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزيدَنَّكُمْ وَ لَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذابي لَشَديدٌ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.[3]
Selain itu bagi mereka yang bersyukur Allah swt tidak akan menyiksanya dan Allah swt Maha Menyukuri yaitu Dia memberi pahala terhadap amal setiap hamba-Nya, memaafkan kesalahannya, dan menambah nikmat-Nya.
ما يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَ آمَنْتُمْ وَ كانَ اللَّهُ شاكِراً عَليما
“Allah tidak akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman. Dan Allah Maha Mensyukuri juga Maha Mengetahui.”[4]
Adapun bagaimana caranya kita bersyukur kepada Allah swt? apakah hanya dengan mengucapkan Alhamdulillah saja seperti yang sering kita amalkan?
Dalam salah satu kitab mengatakan bahwasanya syukur itu adalah munculnya dampak atas nikmat Allah swt dari lisan seorang hamba pujian dan pengakuan akan nikmat, munculnya rasa cinta dan penyaksian dari hati kepada Allah swt (dikarenakan nikmat-nikmat), dan ketaatan kepada Allah swt dari anggota badannya.[5]
Yakni tanda hamba-Nya yang bersyukur adalah ia mengucapkannya secara lisan, mengakuinya dalam hati, dan mereflesikannya dalam amal. Seperti mengucapkan Alhamdulillah, lalu mengakui bahwa ini adalah nikmat-nikmat dari Allah swt, dan setelah itu taat dan tidak melakukan hal-hal yang dilarang-Nya.
Tahap pertama, bersyukur dalam hati.
مَنْ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِ بِنِعْمَةٍ فَعَرَفَهَا بِقَلْبِهِ فَقَدْ أَدَّى شُكْرَهَا
Imam Shadiq as berkata, “Siapa saja yang Allah swt berikan nikmat padanya dan ia mengenali nikmat tersebut dengan hati, maka ia telah bersyukur atas nikmat itu.”[6]
Tahap kedua, bersyukur secara lisan.
Dan Allah swt berfirman dalam surah Ad-Duha, ayat 11, “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka katakanlah (bersyukur secara lisan)”
Tahap ketiga, bersyukur secara amali.
شُكْرُ الْمُؤْمِنِ يَظْهَرُ فِي عَمَله[7]
Imam Ali as berkata, “Syukurnya seorang mukmin Nampak pada amalnya.
Point yang kita bisa dapatkan dari pembahasan kali ini adalah bahwsanya rasa syukur adalah satu amal yang seharusnya ada dalam gaya hidup kita. Dan ketika kita ingin bersyukur akan nikmat-nikmat Allah swt yang telah diberikan, maka kita harus bersyukur dalam hati, diutarakan dalam lisan, dan direflesikan dalam amal sehari-hari kita yaitu dengan mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
[1] Surah Al-Baqarah, ayat 172.
[2] Surah An-Nahl, ayat 78.
[3] Surah Ibrahim, ayat 7.
[4] Al-Quran, Surah An-Nisa, ayat 147.
[5] Dars Nomeh-ye Akhlaq, hal 150.
[6] Al-Kafi, jild 2, hal 96, hadits no 15.
[7] Ghurarul Hikam, hal 291.