Sana’a, Purna Warta – Yahya Saree, juru bicara angkatan bersenjata Yaman, hari Selasa (31/12) mengumumkan bahwa unit rudal mereka telah melaksanakan dua operasi militer khusus terhadap Yafa yang diduduki dan selatan Yerusalem dengan meluncurkan dua rudal.
Juru bicara angkatan bersenjata Yaman menyatakan: “Operasi pertama menargetkan Bandara Ben-Gurion dengan rudal balistik hipersonik ‘Palestine 2’.”
Ia menambahkan: “Operasi kedua dari pasukan rudal Yaman menargetkan pembangkit listrik di selatan Yerusalem yang diduduki dengan rudal balistik ‘Zolfighar’.”
Selanjutnya, ia menjelaskan: “Kedua operasi di Yafa dan Yerusalem yang diduduki ini bertepatan dengan operasi gabungan lain yang menargetkan kapal induk USS Harry Truman.”
Mengenai operasi tersebut, ia menegaskan: “Operasi gabungan ini dilakukan dengan sejumlah besar drone dan rudal jelajah pada saat pasukan Amerika sedang mempersiapkan serangan udara besar terhadap negara kami.”
Yahya Saree menutup dengan mengatakan: “Operasi di laut berhasil mencapai targetnya, dengan izin Allah swt, dan serangan udara Amerika terhadap negara kami berhasil digagalkan.”
Juru bicara angkatan bersenjata Yaman juga menyatakan bahwa pasukan Yaman telah menyelesaikan peningkatan kesiapan tempur sejumlah unit militer untuk menghadapi setiap ancaman yang terkait dengan musuh Israel dan Amerika. Pasukan ini siap menghadapi ancaman apa pun dari koalisi Zionis-Amerika yang bertujuan menghalangi Yaman menjalankan tugas agama, moral, dan kemanusiaannya terhadap Palestina.
Yahya Saree menegaskan: “Operasi kami kini berada pada tahap kelima dukungan dan tidak akan berhenti kecuali agresi terhadap Gaza dihentikan dan blokadenya dicabut.”
Sejak meluncurkan serangannya pada 31 Oktober 2023 untuk mendukung Gaza dan melaksanakan puluhan operasi setelah itu, Yaman telah menggagalkan upaya Amerika dan Inggris untuk mematahkan blokade yang diberlakukan pada rezim Zionis Israel di sepanjang Laut Merah. Operasi ini bahkan melampaui keberhasilan tersebut, dengan Sana’a memperluas target serangannya sebagai respons terhadap kesalahan strategis koalisi Amerika. Operasi ini kini mencakup kapal-kapal Amerika dan Inggris, serta jantung wilayah pendudukan.
Para pakar berpendapat bahwa operasi luar biasa yang dilakukan oleh militer Yaman tidak hanya menggagalkan upaya Amerika Serikat dan Inggris untuk mematahkan blokade laut terhadap rezim Zionis Israel, tetapi juga menunjukkan kemampuan militer yang tidak diketahui oleh Washington sebelumnya, sehingga mengacaukan perhitungan strategis mereka.
Meskipun Sana’a bersikeras untuk memberlakukan blokade laut terhadap rezim Zionis Israel hingga agresi dan blokade Gaza dihentikan, serta menargetkan kapal milik rezim tersebut, Amerika Serikat, dan Inggris sebagai respons atas serangan mereka ke Yaman, Sana’a tetap menekankan komitmennya untuk menjaga keamanan pelayaran bagi kapal-kapal lainnya. Pernyataan para pejabat Yaman mengindikasikan niat ini dengan jelas.