Sana’a, Purna Warta – Dengan kemenangan perlawanan Palestina pada tanggal 7 Oktober dan kebingungan musuh Zionis Israel yang menyebabkan mereka melakukan genosida di Gaza, perhatian beralih pada konsekuensi perang di wilayah, sementara itu, salah satu front terpenting yang mendukung Gaza dan tidak pernah terpikirkan oleh musuh adalah Yaman.
Baca Juga : Pemimpin Yaman Berada di Urutan Teratas Daftar Pemimpin Arab
Pada tanggal 31 Oktober, pasukan Yaman menembakkan rentetan rudal balistik dan rudal jelajah serta drone ke sasaran musuh di wilayah Pendudukan.
Pasukan Yaman kemudian menembakkan drone dan rudal balistik mereka pada tanggal 1 dan 6 November, yang menyebabkan terhentinya lalu lintas di pangkalan sasaran dan bandara selama beberapa jam.
Kemudian pada tanggal 9 November, Angkatan Udara Yaman berhasil menembak jatuh sebuah pesawat Amerika saat terlibat dalam aksi permusuhan dan spionase di wilayah udara perairan teritorial Yaman, setelah itu sejumlah rudal balistik menghantam Eilat.
Eilat juga menjadi sasaran rudal balistik dan drone pada tanggal 13 dan 14 November.
Sedangkan pada pertengahan November, pemimpin Ansarullah Sayyid Abdul Malik Al-Houthi mengancam akan menargetkan kapal-kapal Israel atau kapal yang membawa barang-barang Israel di Laut Merah, Bab Al-Mandeb, dan perairan teritorial Yaman yang berdekatan.
Baca Juga : Ribuan Massa Maroko Tuntut Pemerintah Putus Hubungan dengan Israel
Kemudian Angkatan bersenjata Yaman mengumumkan pada tanggal 19 November bahwa mereka melakukan operasi militer di Laut Merah, yang berujung pada penyitaan sebuah kapal penting Israel dan pemindahannya ke pantai Yaman.