Sanaa, Purna Warta – Provinsi Ma’rib menjadi saksi kondisi buruk sipil. Dewan Tinggi Kemanusiaan Yaman, Kamis malam, 18/2, menuntut akhir kejahatan perang koalisi Emirat-Saudi.
Organisasi Yaman tersebut dalam salah satu pernyataannya menegaskan, “Koalisi penjajah dan orang bayaran memanipulasi sipil dan imigran Ma’rib sebagai tameng hidup.”
Dikutip dari laporan al-Masirah, 18/2, Dewan menjelaskan bahwa tujuan koalisi Saudi dan penjajah adalah menghentikan langkah maju militer dan komite kerakyatan Yaman.
Ma’rib sendiri berada dalam kontrol orang-orang partai al-Islah, cabang Ikhwan al-Muslimin. Dewan ini sangat menyayangkan kebijakan partai yang membiarkan manipulasi sipil dan tidak membuka jalan aman untuk mereka.
Bukan hanya dijadikan tameng melawan militer kerakyatan, para penjajah juga memanipulasi sipil Ma’rib sebagai senjata untuk menekan masyarakat internasional agar menghentikan keberhasilan militer kerakyatan dan menggagalkan kemenangan mereka dalam upaya mengambil alih provinsi Ma’rib dari tangan arogan.
Dewan Tinggi Kemanusiaan Yaman mengklaim bahwa mereka mengamati situasi Ma’rib dari dekat, bahkan mereka telah menyiapkan dan menyambut para sandera yang keluar dari Ma’rib.
Dewan Yaman ini menuntut masyarakat internasional agar menghentikan kejahatan koalisi Saudi dan mengamankan para imigran akibat perang dan memohon agar para penjajah tidak bersembunyi di belakang sipil.
Sementara Ansarullah menegaskan dalam hal ini, “Sikap internasional mengenai kondisi Ma’rib (hanya) merupakan bentuk dukungan terhadap mereka untuk terus melakukan blokade dan kolonialisme melawan Yaman. Ini adalah dukungan terhadap kelompok-kelompok Takfiri yang berada dalam barisan penjajah dan penjahat di provinsi ini.”
Ikut serta ISIS dalam barisan ini, menurut pengamatan Ansarullah, juga bisa diartikan, bahkan dijadikan bukti sebagai hubungan mendasar kelompok teroris tersebut dengan koalisi Arab.
Baca juga: Perang Yaman Berakhir, Habis Sudah Impian Jadi Raja Dunia Ahlu Sunnah