Sana’a, Purna Warta – Pemimpin Yaman menekankan hukuman terhadap Amerika dan Israel serta tidak akan membiarkan kejahatan Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel begitu saja.
Baca Juga : Iran: Mesin Teror Israel Merupakan Ancaman Nyata bagi Perdamaian Regional
Sayyid Abdul-Malik Badruddin Al-Houthi, pemimpin revolusi Yaman, meminta masyarakat negara ini untuk berpartisipasi dalam demonstrasi yang akan digelar untuk mendukung rakyat Palestina.
Al-Houthi juga mengkritik kejahatan Amerika di Laut Merah dan berkata: “Amerika dan Israel bertindak bodoh dengan menyerang angkatan laut kita di Laut Merah, namun serangan kriminal ini tidak akan dibiarkan begitu saja.”
Komando Pusat Angkatan Darat Amerika Serikat di Asia Barat (CENTCOM) baru-baru ini mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka terlibat dengan pasukan Yaman di Laut Merah dan membunuh 10 tentara Yaman.
Brigadir Jenderal Yahya Saree, juru bicara angkatan bersenjata Yaman, – setelah pernyataan Centcom – menekankan bahwa Amerika Serikat harus menerima tanggung jawab atas terbunuhnya beberapa pasukan angkatan laut Yaman dan bahwa tindakannya tidak akan menghalangi pasukan Yaman untuk memenuhi kewajiban agama dan moral mereka terhadap rakyat Palestina.
Untuk mendukung rakyat Palestina, tentara Yaman sebelumnya telah mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka tidak akan mengizinkan kapal Israel dan kapal-kapal lain yang ditujukan ke wilayah pendudukan Palestina melewati selat Bab Al-Mandeb dan Laut Merah.
Baca Juga : Pejabat Militer Iran: Jenderal Soleimani Membuka Kedok AS dan Israel
Kantor berita resmi Yaman melaporkan, mengutip pemimpin Ansarullah, bahwa Front Yaman aktif melawan rezim Zionis Israel; Mulai dari rudal balistik dan jelajah hingga drone dan tindakan yang diambil terhadap ekonomi dan perdagangan maritim mereka.
Dengan menunjukkan bahwa Zionis Amerika sangat marah atas dampak serangan-serangan terhadap Israel, ia berkata: “Kehadiran jutaan rakyat kita pada hari Jumat, di Sana’a dan provinsi lainnya, tidak lain adalah karena kesetiaan terhadap darah para syuhada yang berada di garda depan dalam perlawanan langsung melawan musuh Amerika dalam operasi Badai Al-Aqsa.”