Sana’a, Purna Warta – Kepala Komite Urusan Tahanan Nasional Yaman mengumumkan bahwa koalisi agresor Saudi-Emirat di Ma’rib menolak memberikan informasi tentang nasib para tahanannya dan berusaha mencegah pertukaran semua tahanan.
Abdul Qadir Al-Murtada, kepala Komite Nasional untuk Urusan Tahanan di Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman, mengumumkan pada Sabtu malam bahwa koalisi Saudi di Ma’rib tidak mengizinkan kunjungan timbal balik ke penjara.
Baca Juga : Tibanya Tim Teknis Saudi di Suriah untuk Membuka Kembali Kedutaan di Damaskus
Al-Murtada dengan menyatakan bahwa tindakan ini seharusnya dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, menjelaskan: Kami menyerahkan daftar tahanan dan orang yang ditahan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa agar nasib mereka dapat ditentukan. Kami ingin kunjungan [penjara] secara penuh untuk memfasilitasi pertukaran (seluruh) tahanan.
Al-Murtada mengatakan pada awal Mei lalu bahwa para anggota koalisi Saudi dan tentara bayaran afiliasinya bertindak secara selektif dan berdasarkan afiliasi dan wilayah geografis dalam menentukan tahanan di penjara Yaman yang akan dibebaskan.
Dengan menyatakan bahwa Yaman siap untuk melakukan pertukaran tahanan yang komprehensif, Abdul Qadir Al-Murtada mengatakan: Pertukaran ini akan mencakup semua tahanan, tetapi pihak lain belum siap untuk ini. Namun, kami memiliki kartu yang kami miliki, berdasarkan itu kami akan bernegosiasi untuk pembebasan semua anggota kami yang ditahan.
Saluran berita Al-Masirah mengutip pejabat Yaman ini, melaporkan bahwa koalisi Saudi-Emirat di Ma’rib menolak memberikan informasi tentang nasib para tahanannya, dan koalisi ini berusaha mencegah pertukaran tahanan.
Al-Murtada dengan menyatakan bahwa Yaman siap menukar semua tahanan, menjelaskan: Koalisi agresor, dalam hal ini menghalangi (pertukaran tahanan) ini. Kami mengirim para mediator asli Yaman ke Ma’rib untuk menyelesaikan masalah ini. Ratusan napi termasuk di antara mereka yang diculik karena faktor suku dan sekte.
Baca Juga : Kekecewaan Barat atas Sambutan Hangat untuk Bashar Assad di Jeddah
Pada bulan Ramadhan delegasi resmi dari Arab Saudi dan Oman tiba di Sana’a untuk menyelidiki kasus pertukaran tahanan dan gencatan senjata di Yaman. Ini adalah kunjungan pertama delegasi Arab Saudi ke Sana’a sejak awal perang habis-habisan melawan Yaman, yang dimulai pada 26 Maret 2015 dan menimbulkan banyak kerugian dan korban jiwa bagi rakyat Yaman. Perang ini telah menewaskan ratusan ribu warga Yaman dan menelan biaya puluhan miliar dolar bagi perekonomian negara.
Komite Nasional Urusan Tahanan Yaman mengumumkan pada 20 April bahwa sejalan dengan pelaksanaan perintah pemimpin gerakan Ansarullah Yaman, Sayyid Abdul Malik Badr Al-Din Al-Houthi, Yaman telah membebaskan 77 tahanan dari koalisi Saudi, yang di dalamnya termasuk puluhan orang yang sakit dan lanjut usia.