Sana’a, Purna Warta – Juru bicara Tentara Yaman mengatakan telah meluncurkan serangan drone baru di pangkalan udara utama di Arab Saudi. Hal itu dilakukan sebagai pembalasan atas agresi militer dan blokade Arab Saudi yang masih berlangsung sejak 6 tahun terakhir.
Juru bicara Brigadir Jenderal Angkatan Bersenjata Yaman Yahya Saree mengumumkan Selasa malam (6/4) bahwa pasukan tentara dan pejuang sekutu dari Komite Populer telah mencapai sasaran sensitif di pangkalan udara Raja Khalid di kota Saudi Khamis Mushait, sekitar 884 kilometer selatan ibukota Saudi, Riyadh.
Saluran televisi Yaman berbahasa Arab al-Masirah mengutip Saree yang mengatakan bahwa serangan balasan dilakukan oleh dua drone tempur Qasef-2K (Striker-2K) yang dikembangkan di dalam negeri.
Saree menekankan bahwa serangan itu “akurat,” dan mengatakan serangan itu terjadi sebagai tanggapan atas agresi yang terus berlanjut dan pengepungan brutal di negaranya.
Angkatan Udara Yaman melakukan sejumlah operasi terhadap situs sensitif dan penting di Arab Saudi bulan lalu, menargetkan Bandara Internasional Abha serta Pangkalan Udara Raja Khalid di Khamis Mushait.
Yaman telah meningkatkan serangan mereka ke Arab Saudi dalam beberapa bulan terakhir, dengan mengatakan serangan balasan akan terus berlanjut selama Riyadh melanjutkan serangan udara dan blokade.
Sementara itu, koalisi pimpinan Saudi mengklaim pada hari Selasa telah mencegat drone bermuatan bahan peledak yang diluncurkan oleh gerakan Houthi Ansarullah yang populer di Yaman.
Arab Saudi dan sejumlah sekutu regionalnya melancarkan perang brutal di Yaman pada Maret 2015.
Perang itu diluncurkan untuk menekan pemberontakan yang telah menggulingkan rezim yang bersahabat dengan Riyadh.
Proyek Lokasi Konflik Bersenjata dan Data Peristiwa (ACLED) yang berbasis di AS, sebuah organisasi penelitian konflik nirlaba, memperkirakan bahwa perang telah merenggut lebih dari 100.000 nyawa.
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan lebih dari 24 juta orang Yaman sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan, termasuk 10 juta orang yang menderita kelaparan yang parah. Badan dunia itu juga menyebut situasi di Yaman sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Perang Saudi juga berdampak besar pada infrastruktur Yaman, menghancurkan rumah sakit, sekolah, dan pabrik.
Baca juga: Operasi Rudal Yaman Terhadap Sasaran Militer di Jeddah Dimulai